Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Hahah... Ternyata Aku Lucu Loh di Sepanjang 2020

26 Desember 2020   00:20 Diperbarui: 26 Desember 2020   00:22 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hai.grid.id/

Aku tidak pernah tahu apakah Tuhan suka humor.  Tetapi yang jelas tahun 2020 memang lucu dan gokil habis, setidaknya untuk aku pribadi. Bagaimana tidak lucu, tahu-tahu sebentar lagi kita sudah meninggalkan tahun 2020.  

Kebayang nggak, ternyata sepanjang tahun 2020 ini kita beda tipis antara "dikurung" atau "mengurung" diri di rumah.  Padahal tahun-tahun sebelumnya, diminta duduk sebentar saja, ini kaki centil maunya jelong-jelong.

Tuhan marah?  Heheh...enggaklah, Tuhan tidak pernah marah.  Dia Maha Pengasih, dan penuh cinta.  Pandemi Covid bukan berarti Tuhan marah, tetapi caraNya membuat kita menggunakan hikmah.  Bahkan bisa jadi caraNya membuat setiap keluarga bisa berkumpul, saling memperhatikan, dan menjaga.

Yukss...kita lihat beberapa kelucuan yang terjadi di sekitar kita.  Saat pertama kali Covid terdengar, mendadak kita kocar-kacir, panik nggak karuan.  

Logika ngabur, entah kemana, karena banyak dari kita ngegilai ngeborong masker.  Rela merogoh kocek Rp 500 ribu untuk masker, dan sadisnya dibeli segambreng!  Heheh...belum apa-apa virus Covid sudah membunuh akal sehat.

Tanda-tanda mengkhawatir mulai tercium.  Ketegangan terlihat banget saat angka kematian semakin bertambah.  Negara panik, Indonesia mulai tegang mengendalikan pandemi.   Apalagi saat itu rutin setiap hari Satgas Covid memberikan laporan berapa jumlah kasus, dan kematian yang seperti berlomba, sementara kesembuhan masih kecil.  Pikir punya pikir sih, ngapain diumumin karena justru menjadi teror menebar kepanikan.

Kejadian deh kepada keluargaku, bertekad menjaga diri dan memutuskan interaksi dengan dunia luar.  Enggak ada jaminan orang lain di luar akan seketat kami menjaga diri, demikian pemikiran keluargaku yang rada sotoy ketika itu.

Siap, akan menjaga diri dengan membatasi interaksi, demikian keputusan keluarga kecilku!  Siap, tidak masalah dengan anak-anak karena mereka belajar online, dan tidak ada masalah juga aku mendampingi mereka.  Toh selama ini anak-anak terbiasa datang kepada kami orang tuanya jika ada masalah dalam belajar.  

Heheh...jadi aku tidak perlu menjadi bagian dari cerita orang tua yang bete karena anaknya di rumah sepanjang hari.  Kocak, anak sendiri kok dimusuhi kenapa di rumah melulu.  Heheh...nggak habis pikir aku.  Lha wong pandemi, kok anak disodorin lebih baik sekolah.  Sempat becanda, jangan-jangan selama ini sekolah dianggap tempat penitipan.  Hahahah...

Indonesia butuh ketawa tapi berat, situasi itulah yang terbaca saat panik di awal pandemi.  Nggak bakalan bisa ketawa karena narasi yang beredar sudah horor duluan, sehingga masyarakat menjadi paranoid.  Termasuk juga pasanganku yang mendadak super cerewet menjaga kami keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun