Kasus lonjakan Covid di Indonesia masih menjadi pekerjaan berat negeri ini. Â Menurut data pada website Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) per Rabu, 9 Desebember 2020, terdapat total kasus 592,900, dengan konidisi terinfeksi 87,284 orang, sembuh 487,445 orang, dan meninggal 18,171 orang.
Kondisi ini sangat memprihatinkan karena berdampak pada segala aspek. Â Paling terasa adalah sektor ekonomi, yang ujungnya menyeret rakyat pada kehidupan makin terpuruk. Â Sangat bisa dipahami vaksin menjadi harapan.Â
Itulah sebabnya kedatangan 1,2 juta Vaksin Sinovac buatan Republik Rakyat China (RRC) disambut luarbiasa. Â Total keseluruhan rencananya 39 juta dosis yang pengirimannya dilakukan bertahap. Â Termasuk nantinya, kedatangan bahan baku vaksin, untuk diproses oleh PT Bio Farma menjadi vaksin jadi.
Sebenarnya, apa sih vaksin? Â Vaksin adalah zat yang terbuat dari mikroba penyebab penyakit untuk membantu tubuh membangun kekebalan terhadap serangan penyakit tersebut. Â Mikroba dalam kandungan vaksin adalah versi yang sudah mati atau dilemahkan.
Nah, versi jinak dari agen penyebab penyakit inilah yang akan membantu tubuh kita mengenali versi jahatnya dan melatih sistem imun untuk melawannya. Di dalam tubuh mikroba kandungan vaksin akan berperan sebagai antigen. Â Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan. Â Paham yah, itu sebabnya untuk menjadi kebal terhadap Covid, kehadiran vaksin sangat dinanti. Â Intinya, vaksin bisa mencegah terinfeksi dari virus penyakit, karena sistem imun tubuh kita sudah dibangun.
Pertanyaannya, apakah Vaksin Sinovac menjadi solusi pandemi ini?
Biotech Ltd pembuat vaksin China Sinovac mengklaim sudah menciptakan antibodi sebanyak 97%. Â Tetapi, menurut mereka kemanjurannya belum bisa ditentukan. Â Dikatakan oleh PT Bio Farma sebagai mitranya di Indonesia, bahwa untuk angka tingkat kemanjuran akan selesai dihitung pada bulan Januari 2021.
Informasi dari Sinovac bahwa angka 97% mengacu pada tingkat serokonversi, yang terpisah dari kemanjuran vaksin, karena tingkat serokonversi yang tinggi tidak selalu berarti bahwa vaksin secara efektif melindungi orang dari Covid-19.
Dilansir dari detik.com bahwa Vaksin Sinovac mengandalkan versi tidak aktif dari novel coronavirus untuk mengajari sistem kekebalan manusia mengenali dan menghancurkan yang virus yang asli. Â Ini adalah metode yang banyak digunakan dalam vaksin untuk melawan banyak penyakit lain seperti hepatitis, flu, dan polio. Â China sendiri menyakini bahwa vaksin yang diciptakannya aman. Â Vaksin ini juga sudah diberikan kepada ratusan ribu orang secara lokal di bawah program penggunaan darurat China. Â Selain itu juga Biotech Ltd masih menganalisis data dari uji coba Fase III yang lebih besar di Brasil.
Sedangkan untuk Indonesia, saat ini Vaksin Sinovac melalui Badan POM akan melakukan evaluasi terhadap data uji klinik yang sedang dilaksanakan untuk membuktikan keamanan dan khasiat vaksin COVID-19 tersebut, dan kemudian juga nantinya Majelis Ulama Indonesia (MUI) diharapkan mengawal aspek kehalalannya.