Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Mata Butakan Hati

12 Oktober 2020   17:58 Diperbarui: 12 Oktober 2020   18:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mata tak melihat, mungkin hati bisa berkata
Tetapi saat hati pun buta, maka apa yang dirasa
Kecuali binasa

Alkisah suatu negeri yang kehilangan hati
Hati yang pernah ada, ketika kita adalah saudara
Menjaga, dan memiliki pernah indah terasa
Kini menjadi itu katanya

Bhineka Tunggal Ika tak lebih slogan fana
Cerita mereka pendahulu bangsa
Diwariskan kepada penerus bangsa
Kini lapuk ditelan masa

Mengapa tak lagi kini aku saudaramu
Saat perbedaan menjadi jurang pemisah kita
Bukan karena kita tak lagi saudara sebangsa
Tetapi mata telah membutakan hati

Lantang aku berkata
Izinkan aku tetap mencintamu saudara
Di negeri ini kita sama lahir dengan cinta
Rindu diriku merangkulmu
Memeluk hangat pertiwi, Indonesia

Jakarta, 12 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun