Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Hantu Bocah

3 Oktober 2020   01:46 Diperbarui: 3 Oktober 2020   01:57 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://palembang.tribunnews.com/

Berbeda dari hari biasanya, kali ini wajah Jena terlihat sangat capek sepulangnya dari sekolah.  "Mama, jangan ganggu aku dulu yah.  Aku mau bobo, aku capek banget, ma."  Lalu pintu kamar itu ditutupnya.   Hingga sore hari barulah wajah ceria itu kembali.

"Hollaa...mama, I'm back now.  Aku tadi capek banget mama.  Mereka, mereka yang suka aku ceritain ke mama itu, sekarang makin menggila.  Tadi aku dipukul mereka.  Buk...kencang sekali, pas di punggung," cerita Jena sambil memperagakan hantaman "mereka".

Semua cerita kegilaan ini bermula ketika suatu hari Jena sedang duduk sendiri menikmati makan siangnya di sekolah.  Nggak tahu bagaimana tetapi saat itu seorang anak kecil laki-laki muncul di hadapannya.  Penampilan beda, kebulean dan jadul banget.

Ehhhmmm...Jena memang memiliki kemampuan untuk melihat.  Kata orang, ini namanya anak Indigo.  Tetapi untuk hal ini tidak pernah ditanggapinya serius.  Dianggap biasa saja baik oleh Jena maupun mamanya.  Hingga akhirnya kejadian-kejadian mengganggu ini mulai bermunculan.

Kembali kepada anak lelaki berwajah bule yang kemudian rajin muncul di hadapan Jena.  Hingga akhirnya dia bercerita, "Aku Candric, kamu mau jadi temanku?  Kami kesepian, mereka berbeda dengan kami, mereka jahat.  Kamu jangan kaget, aku tahu kamu bisa lihat kami."

Iya, kali-kali berikutnya Candric memang suka membawa dua bocah hantu lainnya.  Mereka Anne dan Angel.  Menurut ketiganya, mereka itu dulu mati karena dipancung.  Dulu, mereka dan keluarganya ditangkap Jepang lalu kejadian mengerikan itu terjadi.

Jena memang nggak pernah menanggapi ocehan Candric si bocah hantu bule itu.  Palingan ke mama saja diceritakannya semua.  Tetapi jadi nyebelin banget, karena Candric ini mulai muncul dimana-mana.  

Termasuk ketika Jena berada di dalam kelas.  Nggak ngapa-ngapain sih, cuma berdiri aja seperti ikutan belajar.  Tapi itu khan ganggu banget.

"Jen, sepertinya urusan Candric ini harus diberesin deh.  Besok-besok, si Candric itu nggak usah deh ditanggapi.  Diemin aja dia, lagian kamu juga kok aneh.  Temenan kok dengan hantu," kesel si mama melihat Jena kok bisa santai menghadapi Candric.

Nurut dong Jena, dan sejak itu nggak ada tuh tanggapan Jena ke Candric dan dua temannya.  Mereka bocah hantu mau cerita apapun, si Jena diam aja.   Tetapi rupanya semua malah jadi parah, ketika Jena harus latihan kolintang di aula sekolahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun