Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Dua Bersaudara Mendur di Balik Dokumentasi Proklamasi

18 Agustus 2020   00:13 Diperbarui: 18 Agustus 2020   00:11 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://manado.tribunnews.com/

Pada Senin 17 Agustus 2020 lalu kita baru saja merayakan 75 tahun kemerdekaan Indonesia.  Anugerah terindah dari Tuhan yang diberikan kepada bangsa Indonesia.  Tetapi ada berapa banyak dari kita yang mengetahui bahwa dibalik foto bersejarah Ir. Soekarno saat membacakan teks proklamasi, ada perjuangan dua bersaudara Mendur yang membuat saksi bisu perjalanan paling penting negeri ini bisa kita lihat hingga saat ini.

Mereka adalah Alex Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur.  Alex sendiri bekerja sebagai fotografer di kantor berita Domei, Pasar Baru, sedangkan Frans adeknya bekerja sebagai wartawan foto koran Asia Raya, Hayam Wuruk, Jakarta.  Keduanya bukan karena mendapatkan instruksi untuk mengabadikan peristiwa pembacaan teks Proklamasi tersebut.  Informasi pembacaan proklamasi diketahui secara tidak sengaja oleh Frans Mendur.

Jiwa atau naluri sebagai wartawan yang membuat dua bersaudar Mendur bergegas pergi ke rumah Bung Karno untuk mencari kepastian, karena konon Alex dan Frans pun hampir tidak percaya akan ada Proklamasi Kemerdekaan.

Ketika itu Jumat, 16 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB malam rumah Bung Karno sudah banyak orang.  Sementara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat beberapa kelompok pemuda terkecoh mengira proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan disana.  Sehingga terlihat tempat tersebut dijaga ketat pasukan Jepang.  Padahal itu adalah upaya untuk mengelabui pihak Jepang agar kemerdekaan tak gagal.

Di tempat terpisah, tepatnya kediaman Laksamana Tadashi Meida di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol No. 1) Menteng, Bung Karno, Mohammad Hatta, serta beberapa-tokoh pemuda lainnya berkumpul.  Disana sepanjang malam mereka merumuskan teks proklamasi.  Pertemuan selesai setelah Bung Karno-Hatta menandatangani teks proklamasi pada Jumat, 17 Agustus 1945, atau menjelang sahur 9 Ramadhan 1364 Hijriyah, pukul 04.00 WIB.  Lalu Bung Karno kembali ke rumahnya di Pegangsaan Timur, dan kondisinya sendiri saat itu sedang demam sehingga tidak berpuasa.

Mungkin untuk kita saat ini merdeka hanyalah sebentuk kata.   Tetapi, jika kita berada di posisi mereka yang memperjuangkan kemerdekaan itu maka kita menjadi sangat kecil tak berarti apapun.

Pernahkah kita membayangkan bagaimana usai prosesi pembacaan proklamasi dan pengibaran Bendera Merah Putih, sigapnya Alex dan Frans menyelamatkan diri.  Diketahui Frans mengubur roll film negatif hasil jepretannya tersebut di belakang kantor koran Asia Raya di Hayam Wuruk.  Kemudian menjelang tengah malam diambil kembali, dan dibawa ke laboratorium foto di sebelah kantor Domei, lalu dicuci diam-diam.  Kenapa?

Begitulah yang terjadi karena kamera Alex saat itu terkena sweepin tentara Jepang.  Beruntung Frans yang menyadari melihat dari jarak 50 meter kamera kakaknya dirampas, lalu cerdas dan sigap menyembunyikan roll film kameranya di halaman belakang kantornya, dan mengganti dengan roll baru.

"Yang disita itu film (negatif) baru yang tidak ada apa-apanya alias kosong, belum ada foto.  Jadi Frans Mendur sudah tahu, dia punya kakak disita kameranya.  Dia buru-buru menggali tanah, mengubur roll film," ungkap Pierre Mendur, salah satu kerabat Alex/Frans Mendur, kepada detikX, Minggu, 16 Agustus 2020.  Dikutip dari: detik.com

Foto jepretan Frans Mendur yang merupakan saksi bisu proklamasi kemerdekaan RI saat Bung Karno tengah membacakan teks proklamasi pertama kali dimuat di Harian Merdeka dengan judul Soeasana Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Pegangsaan Timoer tanggal 19 Februari 1946.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun