Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Izinkan Kami Mencintai Indonesia

16 Agustus 2020   19:54 Diperbarui: 16 Agustus 2020   20:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: eksepsionline.com

Kenyataannya, negeri ini pun dulu didatangi banyak pedagang dari mancanegara.  Lihat saja pada budaya kita yang mengalami banyak alkuturasi, misalnya Keroncong yang merupakan warisan budaya Portugese dan Tari Topeng Betawi yang kental dengan sentuhan China.

Mengangkat cerita kerinduan akan Indonesia adalah hal nyata dari teman-teman beretnis China. Termasuk ketakutan mereka setiap saat terjadi gejolak politik di negeri ini. 

Seorang teman pernah berkata, "Aku lahirnya di Jakarta, orang tua dan popo (nenek) ku lahir di Indonesia. Harusnya, aku orang Indonesia karena aku lahir di Indonesia. Kalau nenek moyangku China, kenapa aku tetap dipanggil orang China? Padahal aku saja tidak tahu nenek moyangku itu, hanya ceritanya saja.  Lalu, kenapa aku, dan anak-anakku tidak bisa menjadi orang Indonesia?"

Pembaca, adakah kita yang bisa menjawab pertanyaan tersebut?

Bahkan pada Hari Besar Kemerdekaan di tahun-tahun sebelumnya mereka yang rindu disebut Indonesia ini dengan bangga mengibarkan bendera Merah Putih di depan rumahnya. Menyiapkan jalanan depan rumahnya untuk acara balap karung, dan berpartisipasi memberikan sumbangan untuk hadiah lomba anak-anak di lingkungannya.  Lalu siapa mereka jika hatinya ternyata untuk negeri ini?

Ini bukan karena mereka adalah orang-orang terdekat penulis. Faktanya mereka adalah saudara kita, pun di luar sana masih ada cerita seperti ini. Sedih setiap kali melihat mereka seperti tamu di tanah kelahirannya. Padahal Indonesia adalah rumahnya, mereka tidak sedang bertamu di negeri ini.

Tidak ada yang bisa memilih lahir dari etnis apa, atau dari rahim siapa. Termasuk faktanya mereka lahir dari rahim yang sama seperti kita yang berkulit sawo matang ini, rahim Ibu Pertiwi Indonesia.

Izinkan kami mencintai Indonesia. Dirgahayu negeriku, Indonesia. Tuhan memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun