Padahal, kondisi di dalam tetap untuk pemeluk agama lain diberikan kebebasan tidak mengenakan seragam nuansa muslim setiap Jumat misalnya. Â
Pun, tetap diadakan pelajaran agama untuk pelajar non-Muslim. Â Termasuk saat teduh untuk pelajar Kristen, ketika pelajar Muslim membaca tadarus yang dilakukan pagi hari mengawali pelajaran setiap harinya.
Apa yang salah dengan pendidikan kita, karena perlahan mengarah ke pasti terlihat jurang perbedaan antara sekolah negeri dan swasta. Â Bukan hanya adanya pemisah dari sudut ekonomi, tetapi juga "label" negeri milik pribumi, dan tambah ngelantur melebar ke sekolah untuk agama tertentu. Â
Jelas ini kesalahan yang amburadul! Â Tidak heran pertanyaan menyedihkan itu kerap datang dari saudara kita etnis Tionghoa karena itulah potret yang mereka tangkap.
Kemana Indonesia yang majemuk dan tidak melihat perbedaan dari sudut apapun. Â Bahwa mata, kulit dan keyakinan tidak menjadikan kita berbeda. Â Bahwa sekolah adalah tempat Siti, Joseph, Made dan juga Acong untuk belajar.
Inilah pekerjaan rumah yang harus kita jawab, dan buktikan. Â Sekolah negeri milik siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H