Interaksionisme Simbolik yang dilakukan oleh manusia individu dalam bertindak di kehidupannya ternyata melahirkan banyak perspektif dan pendekatan dari pemikiran tokoh ahli sosiologi. Tokoh sosiologi yang menuangkan pemikirannya mengenai Interaksionisme Simbolik bahwa pola perilaku manusia itu akan mengikuti peran yang telah direncanakannya, hanya ia yang tahu. Sehingga nantinya mereka mempunyai panggung tersendiri untuk menunjukkan tindakannya tersebut kepada orang lain, tokoh sosiolog tersebut yaitu Erving Goffman. Pemikiran Goffman yang satu ini cukup terkenal. Orang – orang biasa mengenalinya dengan sebutan dramaturgi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemikiran Erving Goffman tentang dramaturgi, kita kenali terlebih dahulu siapa itu Goffman.
Erving Goffman lahir pada 11 Juni 1922 di Mannville, Alberta, Kanada. Awalnya ia mengambil jurusan pada pendidikannya dalam ilmu alam. Namun ia beralih ke dalam ilmu sosial karena ketertarikannya tersebut. Tahun 1944 ia belajar di Universitas Toronto dan mendapat gelar S1 nya. Lalu ia melanjutkan belajarnya lagi dalam bidang sosiologi di Universitas Chicago. Goffman mengalami masa kejayaan sebagai professor Universitas California, Berkeley serta ketua liga Universitas Pennsylvanna. Goffman menuliskan disertasinya yang berjudul “The Presentation of Self in Everyday Life” yang menguraikan pendekatan dramaturgi, yang mana pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 di Edinburgh yang menjadi karya besarnya. Lalu, ia meninggal pada tahun 1982.
Dramaturgi
Dalam pendekatan ini, Goffman mengatakan bahwa manusia memiliki dua kehidupan berbeda yang saling berhubungan. Dimana terdapat individu sebagai aktor dan masyarakat sebagai panggung. Individu menunjukkan perilaku dan pertunjukkannya dengan menggunakan teater dalam berinteraksi sehari-hari dengan masyarakat. Interaksi sosial manusia-lah dipelihara oleh sebuah pertunjukan untuk mencapai suatu motif tujuan tertentu. Individu dalam pendekatan ini akan mengendalikan dan menampilkan kesan yang mereka bentuk tentang dirinya, hal – hal yang perlu dilakukan atau tidak dilakukan untuk dipertunjukan kepada orang lain dalam situasi tertentu. Seperti mereka ingin diterima baik dan dianggap kredibel. Namun, pada waktu yang sama, orang yang menonton pertunjukan tersebut tertarik dengan sikap dan perilaku dibalik itu semua. Walaupun ia tidak bisa memiliki informasi secara pasti, akan tetapi situasi tersebut memungkinkan bisa dapat dilihat dari ungkapan dan ekspresi yang ditunjukan baik sengaja maupun tidak sengaja.
Elemen Kunci Dramaturgi
- Frontstage, tempat sebuah pertunjukan berlangsung yang sengaja ingin ditunjukkan dengan menggunakan media, setting, manner, front personal yang telah ia persiapkan sebelumnya sehingga akan terbentuknya suatu pencitraan yang didapat dari orang lain. Dalam tempat ini, aktor akan menggunakan sarana yang sengaja disiapkan untuk menyampaikan informasi terntentu (expression given) dan informasi yang disampaikan tanpa sengaja (expression given off).
- Backstage, tempat belakang panggung untuk menyiapkan apa yang dipertunjukan. Biasanya pada tempat ini aktor akan menunjukkan realitas diri mereka sendiri atau karakter asli yang tidak diketahui oleh mereka (partisipan sekunder).
- Impression Management, teknik yang digunakan aktor untuk mempertahankan kesan ketika pertunjukan agar diterima sesuai dengan status sosial mereka dan yang ia lakukan ketika mengalami masalah. Ketika individu berinteraksi, mereka ingin diterima oleh orang lain. Oleh sebab itu, dalam menjalankan perannya ia perlu hati – hati dalam mempertahankannya baik itu intonasi suara, perilaku, maupun ekspresi muka. Karena bisa saja akan menimbulkan suatu masalah yang ia hadapi baik berasal dari dirinya maupun penonton, sehingga akan mengganggu kinerja apa yang sudah disiapkan oleh aktor.
Contohnya, seseorang yang bekerja sebagai pelayan memainkan perannya dihadapan customer dengan tutur kata yang baik dan sopan, ramah, dll. Namun, jika ia sudah berada di dapur dapat memungkinkan ia mengubah perilakunya ketika ia berinteraksi dengan customer, bisa saja ia menggunakan bahasa gaul ketika ia berada di dapur dengan teman sepantarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H