Mohon tunggu...
Desya AdrimiyaPuspita
Desya AdrimiyaPuspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif yang terletak di kampus jakarta, yang mempunyai keterkaitan tentang berkomunikasi dengan baik, kuliner, dan mengetahui seseorang lebih dalam karena mempunyai kepekaan yang cukup tinggi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interaksionisme Simbolik: Makna dan Simbol dalam Pandangan Herbert Mead

4 Oktober 2022   11:23 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

George Herbert Mead adalah toko yang terkenal dan terpenting dalam menjelaskan mengapa manusia itu bertindak. Penjelasan tersebut dijelaskan pada teori interaksionisme simbol. Siapa itu mead?

Mead adalah tokoh sosiolog terkemuka dalam abad ke-20. Ia lahir di South Hedley, Massachusssets, pada 27 Februari 1863. Sejak muda ia telah menekuni pendidikannya dalam bidang filsafat dan penerapanya pada psikoligi sosial, sehingga ia mendapatkan gelar sarjana muda dari Orbelin College pada tahun 1883. Ia tidak berhenti haus akan ilmu, Mead melanjutkan studinya lagi di Harvard dan Leipzig pada tahun 1887. Pada tahun 1891 ia menjadi dosen di Universitas Michigan. Tiga tahun kemudian, Mead mendapat tawaran oleh John dewey untuk belajar di Universitas Chicago. Ia mengambil tawaran tersebut dan melanjutkan sisa hidupnya disana, hingga di tahun 1931 ia meninggal dunia. Seperti yang sudah sempat disinggung di awal bahwa Mead adalah ahli utama Interaksionisme Simbolik (mazhab cichago) pemikirannya tertuang pada buku berjudul "Mind, Self, Society (1934)". Di buku tersebut ia berpendapat bahwa pikiran akan muncul ketika masyarakat terlebih dahulu muncul, karena pikiran ada di dalam diri masyarakat.

Teori Interaksionisme Simbolik

Prinsip dasar teori ini adalah manusia berbeda dengan binatang. Dimana manusia mempunyai akal pikiran, sedangkan bintangan tidak. Akal pikiran yang dimiliki oleh manusia berguna untuk mengembangkan pengetahuan yang terbentuk melalui interaksi sosial. Di dalam interaksi sosial terdapat simbol dan makna yang ditafsirkan oleh manusia sesuai situasinya. Simbol dan makna bisa berupa gambar, bahasa isyarat, suara, dll. Manusia mempunyai kebijakan dalam mengubah, memodifikasikan, menangkap maksud simbol dan makna melalui proses interpretasi, sehingga terkadang hal tersebut mengalami suatu perubahan. Simbol dan makna dapat dikatakan suatu hal yang mempengaruhi manusia dalam bertindak di dalam suatu interaksi sosial dengan orang lain yang nanti memungkinkan mereka akan membentuk kelompok dalam masyarakat dan menimbulkan peluang atas pilihannya dalam melakukan tindakan khusus atau tidak.

Dalam teori interaksi simbolik terdapat dua akar intelektual yang terpenting dari karya Mead. Pertama, Asumsi dasar berdasarkan Paragmatisme. Tindakan dalam dunia nyata didasarkan oleh ingatan dan pengetahuan, lalu membentuk perilaku dalam bertindak terhadap objek berdasarkan "arti" utilitas yang dimilikinya sehingga berhubungan dengan realitas yang diciptakan secara aktif. Kedua,  Asumsi berdasarkan Behaviorisme Psikologis. Dimana manusia mengalami proses mental, bagaimana ia menelaah lingkungan dan pengalamannya mempengaruhi tindakannya melalui berpikir.

Teori Mead dalam mensignifikan simbol

  • Pikiran (Mind), pikiran merupakan proses komunikasi seseorang dengan dirinya sendiri maupun orang lain yang muncul dan berkembang dalam proses sosial. Di dalam pikiran suatu simbol bisa dimanipulasi, sehingga banyak respon orang lain yang berbeda dalam mengartikan makna simbol tersebut.
  • Diri (Self), diri adalah kemampuan bagaimana individu menempatkan dirinya sebagai subjek atau objek dalam bertindak.  Mead mengatakan bahwa individu secara sadar mampu menyesuaikan posisi dirinya sendiri di dalam proses sosial dan mampu mengubah tindakannya tergantung sudut penyesuaiannya terhadap tindakan sosial itu. Mead mendefinisikan ada 2 aspek konsep diri yaitu "I" sebagai subjek dan "Me" sebagai objek. Konsep ini adalah proses yang terjadi di dalam proses diri yang lebih luas. Namun yang lebih berperan adalah konsep "I" karena "Me" adalah bagaimana konsep diri kita karena pengaruh orang lain.

Tahap Pembentukan Self 

  • Tahap Bermain (Play Stage), proses pembentukan individu melalui tiruan yang ia ambil dari sikap orang lain. Sehingga menjadi subjek dan objek dari proses merespon segala apa yang ia ketahui.
  • Tahap Permainan (Game Stage), individu mampu memainkan perannya dan menemukan apa yang akan dilakukannya dengan melihat peran orang lain.
  • Generalized other, Individu sudah terbentuk kepribadian diri dan sikapnya. Ia tahu apa yang harus dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun