Mohon tunggu...
Deswita Embe
Deswita Embe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 7

Mahasiswa tahun keempat yang memiliki minat dalam dunia jurnalistik~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nostalgia Teknologi Mesin Ketik Tua

29 Maret 2024   23:25 Diperbarui: 29 Maret 2024   23:31 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Deswita Embe 

Benda-benda dari teknologi baru bermunculan dan menjadi idaman. Sebagian besar orang ingin memiliki benda baru dan cenderung menepikan benda-benda lama (tua). Benda baru sering ditandai dengan kejutan, yaitu dengan keampuhan-keampuhan dalam menandingi benda-benda lama (tua), seperti dari segi tampilan dan kepraktisannya. Contohnya saja adalah mesin ketik tua, benda yang mungkin belum diketahui secara langsung oleh sebagian besar anak muda. 

Penemuan mesin ketik tua diawali pada tahun 1714 oleh Henry Mill, lalu pada tahun 1829, William Justin Burt berhasil menciptakan sebuah mesin ketik bernama "typographer" yang kemudian dikenal sebagai mesin ketik pertama. Pada perkembangan masa kini, mesin ketik tua sangat jarang ditemui dan digunakan, alasannya karena sudah banyak teknologi baru yang jauh lebih menandingi mesin ketik tua tersebut. 

Benda-benda dari teknologi lama (tua), seperti mesin ketik tua dapat dijumpai pada museum-museum yang dikhususkan untuk benda-benda atau teknologi lama (tua). Contohnya saja dikawasan Kota Metro-Lampung, terdapat museum yang bernama "Rumah Informasi Sejarah Dokter Swoning". Dalam museum tersebut berisi benda-benda dari teknologi lama (tua) dan terdapat pula sejarah-sejarah Kota Metro. 

Sebagai generasi muda bangsa, perlunya untuk kita mengetahui dan mengingat bagaimana konvergensi (perubahan) yang terjadi pada teknologi yang ada. Dengan kita mengetahui teknologi lama (tua), maka akan semakin cepat pula potensi (kemampuan) generasi muda untuk mengimbangi berbagai teknologi baru yang ada.

Selamat membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun