Walaupun Barth benar dengan memperingatkan bahaya yang timbul kalaumembiarkan pengertian pra-kristiani menguasaidoktrin Kristen, namun ia melampaui batas.Â
Barth tetap konsisten dalam pandangandasarnya. Namun, dengan bertambahnya waktuayang berlalu, sikapnya melunak dan ia meninjaua kembali beberapa penilaiannya. Permusuhannya terhadap liberalisme abad ke-19 kemudian agakaherubah. Akhirnya ia melihat teolog-teolog abad
Â
  Sepanjang hidupnya Barth tetap sebagai orang percaya yang sederhana. Dalam pidato penghormatan pada pemakamannya, Hans Kngmengenang suatu diskusi mereka berdua yangpada akhirnya ia mengaku bahwa Barth mempunyai iman yang teguh. Jawaban Barth sangat menarik:Jadi Anda berpikir bahwa saya memiliki keyakinan yang kuat. Saya sendiri tidak pernah mengaku mempunyai iman yang teguh.
 Dan ketika tiba saatnya aku menghadap Tuhanku, aku tidak akan tampil dengan amalanku, yaitu kitab-kitab Dogmatisku di keranjang di punggungku. Semua bidadari disana pasti akan tertawa. Namun saya juga tidak akan mengatakan, "Saya selalu mempunyai niat yang baik. Saya mempunyai iman yang kuat." TIDAK! Hanya satu hal yang akan saya sampaikan. Tuhan, kasihanilah aku, orang berdosa yang malang ini!"ke-19 (juga Schleiermacher) sebagai orang-orang berbobot yang bergumul dalam zaman yang sulit.
 Kita masih belajar banyak dari mereka. Ini tidakberarti bahwa ia tdak lagi melihat kekhilafankekhilafan mereka, tetapi ia dapat lebih menghargai kebenaran mereka. Pada tahun-tahunawal gerakan Ortodoksi Baru, Barth dan yang laini sedemikian rupa menekankan keallahan Allah ssehingga hampir-hampir terjebak dalam kesalahan yang berlawanan dari kesalahan Schleiermacher.
 Mereka "mengagungkan Allah dengan mengorbankan manusia. Di kemudian hari dalam suatulceramah mengenai Kemanusiaan Allah (DieMenschlichkeit Gottes, 1956) Barth mengakulbahwa mereka terlalu berat sebelah karena situasilwaktu itu memerlukannya.Â
  Kini diperlukan perubahan arah sebagai perbedaan dan bukanperlawanan terhadap penekanan keilahian Allahsebelum itu. Di samping keilahian Allah, termasukdi dalamnya adalah kemanusiaan-Nya, di dalamYesus Kristus.Â
 "Di dalam Yesus Kristus tidak adapemisahan manusia dari Allah atau Allah darimanusia." Seperti pernah diungkapkannya ditempat lain, pada tahun 1948, "Berita kasihkarunia Allah kelihatannya lebih dibutuhkandaripada pesan mengenai Hukum Allah, kemurkaan-Nya, dakwaan-Nya dan penghakiman-Nya."Perubahan lain yang menarik dalam sikap Barthpada tahun-tahun kemudian adalah penolakannya terhadap doktrin pembaptisan anak. Dalamfragmen-fragmen yang ia terbitkan dari jilid ke13 yang tidak selesai dari Dogmatika Gerejawi
Jadi kesimpulan dari pandangan Karl Barth ialah ia menyatakan penyatan Allah bersifat menebus, jika tidak menebus maka itu bukan penyataan Allah, sehingga ia menyimpulkan hanya Yesus Kristus saja penyataan Allah dan di luar Yesus tidak ada lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H