Mohon tunggu...
desvika yumnanabillah
desvika yumnanabillah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas airlangga

Pribadi yang memiliki ketertarikan lebih terkait digitalisasi dan perkembangan jaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Hutang Negara yang Tidak Dapat Menanggulangi Kesejahteraan Masyarakat

23 Agustus 2023   00:05 Diperbarui: 23 Agustus 2023   00:22 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Utang negara atau sovereign debt adalah utang yang dikeluarkan atau dijamin oleh pihak pemerintah pada suatu negara. Di Indonesia, utang pemerintah menjadi isu yang kerap kali di perbincangkan. Banyak sekali pihak yang berpandangan bahwa utang pemerintah saat ini sudah menumpuk. Mereka khawatir pemerintah kelak tak dapat membayarnya.

Isu mengenai tingginya hutang negara selalu menjadi perdebatan yang hangat dalam dunia ekonomi dan politik. Banyak yang percaya bahwa meningkatnya utang negara dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sementara yang lain berpendapat bahwa hutang yang terlalu tinggi dapat merugikan kesejahteraan jangka panjang. Artikel ini akan membahas argumen dari sudut pandang pro yang mendukung pendapat bahwa tingginya hutang negara tidak dapat menanggulangi kesejahteraan masyarakat.

Berikut adalah beberapa alasan yang menunjang pendapat tersebut :
1.Membengkaknya Beban Bunga
Salah satu argumen utama yang digunakan oleh para kritikus terhadap tingginya hutang negara adalah bahwa utang yang meningkat akan menyebabkan beban bunga yang lebih besar. Ketika pemerintah harus membayar bunga yang tinggi atas utang-utangnya, maka dana yang dapat dialokasikan untuk program-program kesejahteraan seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial akan berkurang. Akibatnya, masyarakat miskin dan rentan akan menjadi korban, karena sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka akan berkurang.
2.Inflasi dan Devaluasi Mata Uang
Meningkatnya hutang negara juga dapat memicu masalah inflasi dan devaluasi mata uang. Ketika pemerintah mencetak lebih banyak uang untuk membayar utang, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah uang beredar, yang pada gilirannya dapat memicu inflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Selain itu, devaluasi mata uang dapat mengurangi nilai aset dan tabungan masyarakat, yang juga dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mereka.
3.Ketergantungan pada Sumber Eksternal
Mengandalkan hutang eksternal untuk membiayai program-program kesejahteraan juga dapat berisiko. Ketika sebuah negara terlalu bergantung pada pinjaman dari luar negeri, maka mereka menjadi rentan terhadap perubahan dalam kondisi ekonomi global. Krisis ekonomi global atau peningkatan suku bunga global dapat membuat pembayaran utang menjadi lebih sulit, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan pemerintah untuk menjaga kesejahteraan masyarakat.
4.Ketidakpastian untuk Generasi Masa Depan
Tingginya hutang negara juga meninggalkan beban pada generasi mendatang. Meningkatnya utang berarti generasi yang akan datang akan mewarisi utang tersebut. Hal ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk mengalokasikan sumber daya untuk kepentingan mereka sendiri, seperti pendidikan, infrastruktur, dan layanan kesehatan. Dengan kata lain, tingginya hutang negara dapat mengorbankan kesejahteraan generasi masa depan.

Kesimpulan
besarnya nominal utang Indonesia menjadi pergolakan sendiri bagi pemerintah terutama bagi Masyarakat. Bagi pemerintah tentu harus memutar otak agar bisa tetap menjalani roda kehidupan negara dengan semestinya tanpa perlu menambah nominal utang, sementara masyarakat yang cemas akan perekonomian yang bisa saja ambruk akibat utang yang tak kunjung lunas. Untuk itu, kita perlu melihat dari dua sisi untuk bisa menyimpulkan apakah besarnya utang negara adalah hasil dari usaha pemerintah menyejahterakan rakyat atau malah sebaliknya?

Referensi :
https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.id/snkn/article/download/154/138/
https://www.researchgate.net/publication/338103482_Utang_Pemerintah_dan_Dampaknya_dalam_Konteks_Pembangunan_Ekonomi
Nama : Desvika Yumna Nabillah
Nim : 182231023
Fakultas : sains dan teknologi
Prodi : fisika
Garuda : 16
Ksatria : 02

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun