Mohon tunggu...
Desty Yunita
Desty Yunita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ahok Menuju Kursi 1 Jakarta

1 September 2016   21:56 Diperbarui: 10 September 2016   07:24 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa kita sapa dengan nama Ahok ini maju dalam pemilihan Gebernur DKI Jakarta tahun 2017. Ahok akan mengambil jalur independen yang di dukung oleh Teman Ahok untuk pemilihan Gebernur DKI Jakarta tahun 2017 yang akan datang, hampir setiap partai dan masyarakat takjub akan ketangguhan Ahok dan Teman Ahok. Menempuh jalur independen sangat sulit ini, karena untuk menjalankanya harus dengan persyaratan yang ketat. Sebuah KTP saja tidak cukup untuk mememuhi persyaratan, harus disensus satu persatu. Namun semua Teman Ahok tidak pernah mengenal kata menyerah.

Akan tetapi Ahok meninggalkan jalur indenpenden dan akan maju bersama partai politik. Dalam keputusan Ahok yang kontroversial tersebut untuk bergabung dengan partai politik, membuat masyarakat menilai Ahok tidak konsisten dan melupakan relawan Teman Ahok yang berjuang mengumpulkan 1 juta KTP hanya untuk bisa mengusungkan Ahok.

Menurut saya, dalam keputusan Ahok ini sangatlah beresiko karena belum tentu partai politik dapat menerimanya, apalagi untuk mengusung dirinya sebagai calon Gebernur. Dapat kita lihat bahwa Ahok juga mempunyai pesaing dalam pemilihan Gubernur Dki. Jika tanggal 21 September 2016 parpol tidak menandatangani pencalonan Ahok, maka akan sirna harapaan Ahok untuk menuju kursi DKI 1.

 Dalam pemilihan ini sebenarnya Teman Ahok dapat menolong Ahok untuk mengawasi jalannya Pemilihan Gubernur secara jujur dan adil. Selain itu, bukankah sempat dimunculkan hari libur daerah yang tujuannya agar pengumpul KTP dukungan berada ditempat ketika petugas KPUD mendatangi rumahnya. Dengan demikian, sangat kecil celah terjadinya kecurangan atau penjegalan dalam tahap verifikasi KTP dukungan. Jadi, penjegalan Ahok tidak mungkin dilakukan pada tahap verifikasi.

Namun jika Ahok tetap bersikeras tidak maju lewat jalur independen, justru nasib Ahok sangat tergantung pada keputusan parpol. Karena sampai batas akhir pendaftaran calon semua parpol akan melakukan negosiasi-negosiasi. Proses negosiasi antar parpol tersebut bisa sangat liar dengan hasil di luar perkiraan sebelumnya. Pertanyaannya, jika dalam rentang waktu sampai 21 September 2016 itu, mampukah kubu Ahok mengunci dukungan parpol kepada calon Gubernur incumbent  ini?

Ahok juga harus menyadari bahwa ia tidak bias berdiri sendiri, banyak orang-orang yang selama ini mendukung Ahok.  mereka adalah kelompok yang menginginkan Jakàrta lebih baik dan selama ini Ahok memang telah terbukti bekerja nyata dalam merubah Jakarta menjadi makin baik. Ahok memang bukan figur yang baik dan sempurna. sebab itu Ahok perlu didukung semua pihak untuk bisa menutupi kekurangannya.

 Sebenarnya Ahok juga tidak ingin mengecewakan semua Teman Ahok namun keputusan ini merupakan keputusan yang terbaik menurut pemikiran Ahok dan semua pihak yang terkait harus bisa melepaskan sikap ego masing-masing demi kepentingan yang lebih besar yaitu menjadikan Jakarta sebagai Ibu Kota yang semakin baik dalam semua hal.

Dengan cara inilah Ahok dan Parpol dipertemukan untuk bekerjasama dalam membangun Jakarta karena parpol memiliki sebuah peranan yang penting untuk mengantarkan Ahok menuju DKI 1.

 

 

Nama                          : Desty Yunita Putri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun