Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan karakter siswa di Indonesia, terutama dalam menghadapi masalah sosial yang semakin rumit, seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan kerusakan lingkungan. PKn tidak hanya mengajarkan hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sosial yang mendorong siswa untuk peduli terhadap permasalahan tersebut. Sebagai bagian dari pendidikan karakter, PKn berperan dalam membentuk sikap empati, keadilan sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan, yang krusial dalam menghasilkan generasi yang memiliki wawasan luas dan peduli terhadap isu-isu sosial. Hal ini sangat penting mengingat semakin dalamnya fenomena sosial, yang membutuhkan partisipasi langsung dari masyarakat, terutama siswa yang mempunyai peran penting dalam pembangunan sosial di masa depan. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan memainkan peranan penting dalam membentuk karakter individu pada siswa di tingkat sekolah dasar, dengan cara mempelajari nilai-nilai esensial, peningkatan perilaku sosial, dan keterlibatan dalam pengalaman langsung, siswa dapat tumbuh menjadi warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan peka terhadap masyarakatnya (Safitri dan Ibnu, 2024).
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyelidiki lebih dalam mengenai peran pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk karakter siswa yang peduli terhadap masalah sosial di masyarakat. Dalam konteks ini, isu sosial sering berkaitan dengan ketidakadilan dan kerusakan lingkungan, sehingga membuat pemahaman dan respons siswa terhadap masalah ini sangatlah krusial. Dengan pendekatan pendidikan yang tepat, diharapkan siswa bisa memiliki kesadaran dan empati terhadap kondisi sosial di sekitarnya, serta dapat menciptakan solusi yang konstruktif untuk isu-isu tersebut. Pendidikan kewarganegaraan memiliki potensi besar untuk membentuk karakter siswa sekolah dasar, asalkan diterapkan dengan metode pengajaran yang tepat dan didukung oleh lingkungan yang mendukung (Safitri dan Ibnu, 2024). Oleh karena itu, penting untuk membahas topik ini guna memahami bagaimana pendidikan kewarganegaraan bisa dioptimalkan untuk mendidik siswa agar lebih peduli dan aktif dalam menciptakan perubahan sosial yang positif.
Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menumbuhkan Kepedulian SosialÂ
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memainkan peranan penting dalam menciptakan individu yang peduli terhadap isu sosial di lingkungan masyarakat seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan kerusakan lingkungan. Melalui PKn, seseorang bisa mendapatkan informasi dan kemampuan yang mendorong mereka untuk berperan aktif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap masyarakat di sekitarnya. Siahaan et al, 2023, berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan tentang pemerintahan dan sistem hukum tetapi juga membangun karakter dan sikap positif terhadap negara dan masyarakat. PKn menawarkan fondasi moral yang kuat bagi peserta didik, memandu siswa untuk mengerti nilai-nilai dasar seperti toleransi, keadilan, dan persatuan yang menjadi pijakan dalam kehidupan sosial (Khairunnisak et al., 2023).
Pendidikan kewarganegaraan juga dapat meningkatkan kesadaran sosial bagi siswa sekaligus mendorong mereka untuk berperan aktif dalam masyarakat, baik melalui kegiatan kemanusiaan maupun advokasi lingkungan (Suryadi, 2018). PKn dapat memperkuat rasa solidaritas dan tanggung jawab sosial siswa dalam menciptakan masyarakat yang adil dan berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan yang relevan dan berbasis masalah, PKn tidak hanya membentuk siswa menjadi individu yang pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sehingga menjadikan mereka agen perubahan yang terlibat dalam memecahkan masalah sosial di masyarakat.
Metode Pembelajaran PKn untuk Menumbuhkan Kepedulian Sosial
Strategi yang efektif dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran serta kepedulian sosial pada peserta didik. Metode seperti diskusi mengenai kasus sosial, proyek kemanusiaan, dan aktivitas sosial, memberikan siswa pengalaman langsung untuk memahami dan ikut berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat. Diskusi kasus sosial memberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisis masalah yang nyata seperti kemiskinan, ketidakadilan, atau kerusakan lingkungan, yang mendukung pengembangan pemikiran kritis dan empati. Proyek kemanusiaan, seperti kegiatan amal atau penggalangan dana, memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam tindakan nyata, memperkuat rasa tanggung jawab dan solidaritas.
Peran guru juga sangat penting untuk memastikan proses pembelajaran PKn berjalan efektif. Guru perlu menggabungkan isu sosial ke dalam pembelajaran dengan pendekatan yang relevan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman nyata dan kehidupan sehari-hari dapat membuat siswa lebih termotivasi dan terlibat secara aktif. Bajaj dan Hantzopoulos (2020) berpendapat bahwa, bahan ajar yang baik harus mencerminkan keragaman budaya, mengangkat isu-isu lokal, dan memberikan contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan peserta didik sehingga dapat membantu siswa untuk melihat hubungan antara pelajaran di kelas dan kenyataan sosial. Dengan kombinasi metode yang tepat dan peran aktif dari guru, PKn dapat membentuk generasi yang peduli dan peka terhadap masalah sosial.
Tantangan Sosial yang Mempengaruhi Kepedulian Siswa
Beberapa faktor dapat menentukan sejauh mana siswa mampu membangun karakter sosial yang peduli terhadap isu-isu sosial di masyarakat. Salah satunya adalah dampak media sosial. Media sosial dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif, tergantung cara penggunaannya. Media sosial sering kali menyajikan berbagai permasalahan sosial, yang jika disampaikan dengan baik, dapat meningkatkan kesadaran sosial peserta didik. Namun, apabila tidak dipahami dengan baik, media sosial juga bisa memperburuk sikap apatis atau mengalihkan perhatian dari isu-isu sosial yang krusial.