Mohon tunggu...
Destya Ramadhan T. Saputra
Destya Ramadhan T. Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Management Trainee di PT. Catur Sentosa Adiprana

Reach People by Value

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kolaborasi Memajukan Indonesia Dari Pinggiran

22 Februari 2022   22:45 Diperbarui: 26 Februari 2022   01:57 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tetapi Indonesia baru akan

bercahaya dengan lilin-lilin di desa" 

kutipan dari Bung Hatta tersebut akan saya jadikan pembuka artikel ini. Cukup menampar pipi masyarakat yang beranggapan bahwa Jakarta merupakan pusat dari segala aktivitas yang ada di Indoensia dan daerah-daerah lain hanyalah pembantu memajukan ibu kota. Memang banyak masyarakat daerah yang datang ke Provinsi DKI Jakarta untuk mencari kehidupan yang layak. Namun bukan berarti Daerah tidak memiliki power untuk menghidupi masyarakatnya sendiri, lantas mereka pergi ke Ibu Kota.

Mari kita tarik sebuah benang merah permasalahan kenapa banyak masyarakat yang datang ke Ibu Kota untuk mencari penghidupan yang dianggap lebih layak, dibandingkan harus berjuang di daerahnya sendiri. Sebelum membahas hal tersebut, saya ingim mengklaim bahwa apa yang akan saya tuliskan merupakan hasil kerangka pikiran saya sendiri. Sehingga tentunya sebagai pemuda yang masih harus banyak belajar, akan ada penagkapan presepsi yang berbeda dari apa yang akan saya jelaskan. Tentunya hal tersebut bukan sesuatu yang harus diperdebatkan hehehe.

Mari kita kembali ke pembahasan awal, Kenapa sih masyarakat di daerah lebih memilih mencari penghidupan di daerah mereka sendiri, ketimbang harus membangun daerahnya dan mencapai kesuksesan tersebut. Apakah karena sumber daya alam di daerah yang lemah? Ataukah karena penghasilan di Jakarta sangat besar? Ataukah ada dorongan lain yang menyebabkan keputusan tersebut?. Okay, mari kita runtut bersama ketiga pertanyaan tersebut.

Apakah Masyarakat Daerah Mencari Penghidupan di Jakarta karena Alasan SDA daerah mereka lemah?

Mari kita beradu data untuk membuktikan hal tersebut.

Potensi Sumber Daya Alam Yang Ada Di Jakarta. Provinsi DKI Jakarta termasuk dataran rendah di mana mata pencaharian penduduknya mayoritas ada di sektor Industri. Hampir sama dengan Singapura, kota Jakarta merupakan kota yang sudah padat penduduk sehingga lingkungannya sudah banyak beralih fungsi menjadi bangunan. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam di Jakarta memang tidak sebanyak di daerah lain, terutama kekayaan alam hayati.

Hmm, menarik sih, dari paragraph tersebut sebenarnya kita sudah bisa menyimpulkan apa yang ada di Jakarta ya hehehe. Tapi belum puas dong yang dengan jawaban tersebut (?). Okay mari kita lihat apa yang ada di Jakarta.

Ikan konsumsi

Sebagaimana kita ketahui, wilayah Jakarta di bagian utara merupakan wilayah yang memiliki garis pantai dan laut. Apalagi di Kepulauan Seribu, dareah ini murni merupakan daerah di perairan laut.Oleh karena itu gak heran jika banyak ikan laut yang bisa didapatkan di wilayah ini. Ikan konsumsi menjadi salah satu sumber daya alam hayati yang begitu penting di kota Jakarta.

Minyak Bumi

Selain kekayaan alam hayati, DKI juga memiliki kekayaan alam non hayati. Salah satunya adalah minyak bumi yang banyak dieksplor di daerah Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu. Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang begitu penting bagi negeri ini. Dengan keberadaan minyak bumi di Jakarta, bisa menyumbang pasokan BBM di tanah air.

Gas alam

Masih di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, di sana terdapat juga eksplorasi kekayaan gas alam. Kekayaan alam ini telah dieksploitasi sejak tahun 2000

Garam

Sumber daya alam laut memberikan anugerah tersendiri bagi ibu kota. Masyarakat bisa mengolah air laut menjadi garam. Atau bisa juga perusahaan yang mengelolanya. Sumber daya alam ini sangat melimpah di perairan utara DKI.

Sebenarnya ada beberapa lagi sih. Cuman, saya ambil beberapa sampel ini aja. Karena di daerah yang akan saya jadikan percontohan, memiliki sumber daya alam yang buanyak bangeeet. So, nggk mungkin saya bahas satu-satu. Makanya biar fair, saya masukin beberapa aja nih.

Kesimpulan dari SDA yang ada di DKI Jakarta. Kalian ngeh nggk sih, kalau rata-rata SDA yang ada di DKI Jakarta itu dihasilkan dari kepulauan seribu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam di DKI Jakarta banyak ditemui di daerah pantai serta perairan laut. Banyak potensi SDA dijumpai di sana.

Ayo kita coba bandingkan dengan SDA provinsi Nusa Tenggara Timur!!!

Nusa Tenggara Timur merupakan daerah kepulauan, dan untuk menghubungkan daerah tersebut, tentunya dibutuhkan laut untuk membuat satu pulau dengan pulau yang lain saling terkoneksi. Sehingga kekayan SDA yang ada di Provinsi NTT berasal dari maritim.

Kekayan Perikanan dan Keluatan Provinsi NTT

Produksi perikanan tangkap yang ada di provinsi NTT berjumlah 137.282 ton pada tahun 2019 dari data 22 Provinsi yang ada di Provinsi NTT.

Sementara itu untuk perikanan budidaya, Provinsi NTT berhasil menyumbang Total 1.605.047 ton pada tahun 2019.

Belum selesai di situ, terdapat setidaknyaa 500 jenis terumbu karang, 300 jenis ikan, dan 3 jenis kura-kura. Dengan tutupan terumbu karang yang bervariasi pada rentan 5%- 80% yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di provinsi NTT.

Lain daripada itu, terdapat 14 Jenis paus dan lumba-lumba yang bermigrasi di Laut Sawu yaitu nama sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Data di atas bersumber dari (BKKPN Kupang,/BPS NTT/Dinas Perikanan NTT/KKP)

Dengan begitu, kita dapat menyimpulkan bahwa kekayaan daerah kepulauan yaitu NTT jauh lebih besar daripada DKI Jakarta.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Masyarakat Daerah Mencari Penghidupan di Jakarta bukan karena SDA daerah mereka lemah.

Kemudian mari kita bahas alasan kedua

Apakah masyarakat Daerah mencari penghidupan di Jakarta karena penghasilan di Jakarta sangat besar?

Faktanya, berdasarkan keputusan Mentri Tenaga Kerja pada tahun 2022, UMP di Provinsi DKI Jakarta berada di angka Rp 4.416.186. Namun, itu bukanlah jumlah upah minimun tertinggi di Indoensia. Karena masih ada Kabpuaten Karawang yang memiliki nominal sebesar Rp4.798.312. Belum lagi biaya hidup di Jakarta yang di nilai jauh lebih tinggi dari pada daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Kesimpulannya adalah masyarakat Daerah mencari penghidupan di Jakarta juga bukan karena penghasilan di Jakarta sangat besar.

Mari kita bahas kemungkinan terakhir. Apakah ada dorongan lain yang menyebabkan keputusan masyarakat daerah lebih memilih mencari penghidupan di Jakarta, ketimbang di Daerah asal mereka ?

Seperti yang kita lihat sebelumnya di atas, bahwa daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam paling besar berada pada Daerah kepulauan dan pesisir.

Lalu kenapa Daerah tersebut tidak bisa semaju Ibu kota kita saat ini yaitu DKI Jakarta.

Menurut hemat saya, kesalah tersebut bukan berada pada Sumber Daya Alamnya yang lemah. Melainkan kurangnya semangat Sumber Daya Manusia yang ada pada daerah tersebut. Bukan jadi alas an masyarakat Jakarta menerima Pendidikan yang lebih layak di bandingkan dengan daerah pesisir dan kepulauan.

Namun, karena kurangnya minat dari Sumber Daya Manusia yang ada pada daerah tersebut yang menimbulkan kurangnya literasi kemaritiman, penerapan teknologi maritim, serta dukunagan pemberdayaan masyarakat maritim.

Mengutip kata Panji Pragiwaksono pada salah satu materi stand up-nya. Dia mengatakan bahwa

"Indonesia bukan Negara yang miskin, Indonesia adalah Negara yang kaya, namun miskin

pengelolaan"

Kemudian apa sih hubungannya dengan tema pada artikel ini yaitu kolaborasi memajukan indonesia dari pinggiran ?

Setelah sebelumnya kita menyadari bahwa kelemahan Daerah pesisir dan kepulauan bukan terletak pada SDAnya, Namun terletak pada SDM yang kurang terlatih. Kemudian kenapa pemerintah daerah belum bisa dengan maksimal memberdayakan masyarakatnya sendiri.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa saat ini pemerintah masih memegang peran yang sangat besar untuk kemajuan Daerah kepulauan dan pesisir.Bahkan beberapa wilayah perairan yang berada tidak jauh dari Daerah Kepulauan merupakan perairan Nasional sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah itu sendiri.

Selain itu jumlah APBD DKI Jakarta yang disepakati oleh DPRD Provinsi Jakarta yaitu sebesar 82,4 trilliun dalam bentuk Rupiah. Sementara Provinsi NTT hanya mendapat sebesar 5,847 trilliun rupiah.

Jumlah anggaran DKI Jakarta adalah lebih dari 10x lipat APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lantas bagaimana cara agar daerah-daerah pesisir dan kepulauan dapat tetap berdaulat dan makmur dengan APBD yang terbatas?

Salah satu cara agar daerah-daerah dapat mencapai hal tersebut adalah dengan dibebaskannya pemerintah daerah yaitu pada hal ini kota/kabupaten kepulauan untuk mengurusi wilayah asuhannya sendiri. Karena secara birokrasi, perubahan di daerah-daerah kepulauan akan lebih cepat berkembang apabila segala regulasi bisa langsung diatasi oleh pemerintah kabupaten/kota tersebut.

Lain daripada itu diperlukannya wadah yang menampung seluruh aspirasi daerah-daerah kepulauan pesisir di Indonesia agar memiliki satu komando dengan arah yang sama demi kemajuan Maritim Indonesia, sebab dengan begitu setiap daerah dapat bercermin terhadap daerah kepulauan lain yang lebih maju sekaligus para pemerintah daerah dapat berkolaborasi satu dengan yang lainnya.

Saat ini sendiri telah hadir ASPEKSINDO (Asosiasi Pemerintahan Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia) yaitu organisasi yang beranggotakan 333 bupati/walikota daerah pesisir se-Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 2017 dan akan terus membersamai daerah-daerah kepulauan dan pesisir yang berdaulat dan makmur.

Semoga dengan inovasi dan peningkatan literasi maritim di daerah-daerah kepulauan dan pesisir, kejayaan Indonesia yang bersumber dari Laut dapat kembali kita rebut seperti pada zaman Majapahit dan Sriwijaya.

Sebagai penutup, Sehebat apapun sebuah rencana aksi dan inovasi yang diciptakan, tidak akan pernah terwujud dengan sempurna tanpa adanya dukungan dari masyarakat itu sendiri. Sehingga besar harapaan saya bagi para pembaca, Kita semua memiliki Indonesia. Kita tidak hanya milik daerah di mana kita berasal. Namun, dengan memajukan daerah asal kita itu sama artinya dengan kita memajukan Indonesia.

JANGAN TANYAKAN APA YANG NEGARA SUDAH BERIKAN KEPADAMU, TAPI TANYAKAN APA YANG SUDAH KAMU BERIKAN PADA NEGARA



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun