Ketika Dimas memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya, ia tidak hanya mencari kampus yang menawarkan gelar akademis. Ia menginginkan lebih dari itu -- sebuah tempat yang mampu memberinya keterampilan nyata untuk bersaing di dunia kerja, terutama di tengah perkembangan era digital yang pesat.
Dimas berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah, di mana akses terhadap teknologi masih terbatas. Namun, ia selalu terinspirasi oleh kisah-kisah tentang bagaimana teknologi mampu mengubah kehidupan banyak orang. Ia bercita-cita menjadi salah satu dari mereka yang menciptakan perubahan tersebut, meskipun ia belum tahu harus mulai dari mana.
Semuanya berubah ketika ia menemukan kampus XYZ. Melalui sebuah video pendek di media sosial, Dimas melihat bagaimana mahasiswa di kampus ini tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga terlibat langsung dalam proyek-proyek nyata. Salah satu proyek yang menarik perhatiannya adalah pengembangan aplikasi yang membantu petani lokal menjual hasil panen mereka secara online.
"Ini bukan hanya soal teknologi," pikir Dimas. "Ini soal bagaimana teknologi dapat memberi dampak positif pada masyarakat."
Dengan antusias, Dimas mendaftar dan diterima di jurusan Teknologi Informasi di kampus XYZ. Hari pertama kuliahnya memberikan pengalaman yang tak terduga. Alih-alih hanya mendengarkan dosen memberikan kuliah, ia langsung diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok tentang tren digital terbaru dan bagaimana tren tersebut dapat diterapkan di berbagai sektor.
Pada semester kedua, Dimas dan timnya diberi tantangan untuk menciptakan solusi digital bagi UMKM di daerah mereka. Dengan bimbingan dari dosen berpengalaman, mereka berhasil mengembangkan platform sederhana yang membantu UMKM memasarkan produk mereka secara online. Proyek ini tidak hanya memberikan Dimas wawasan praktis, tetapi juga rasa bangga ketika melihat hasil kerjanya benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kampus XYZ juga menyediakan akses ke berbagai program magang di perusahaan teknologi ternama. Dimas mendapat kesempatan untuk bekerja di sebuah startup fintech selama tiga bulan. Di sana, ia mempelajari cara membangun produk digital dari tahap awal hingga siap digunakan oleh konsumen. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya portofolionya tetapi juga membuka jalan untuk meraih pekerjaan impiannya setelah lulus.
Namun, perjalanan Dimas tidak hanya berfokus pada teknologi. Kampus XYZ meyakini bahwa pendidikan harus bersifat holistik. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti seminar kepemimpinan dan pelatihan komunikasi, Dimas belajar berkolaborasi dalam tim, berpikir kritis, dan memimpin dengan empati.
Saat ini, Dimas bekerja sebagai seorang product manager di sebuah perusahaan teknologi besar. Ia juga aktif menjadi mentor bagi mahasiswa baru di kampus XYZ, membantu mereka menemukan peluang di era digital. Baginya, kampus XYZ bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat di mana ia menemukan jati dirinya dan memulai perjalanan menuju masa depan yang ia cita-citakan.
Cerita Dimas adalah salah satu dari banyak kisah inspiratif yang lahir di kampus XYZ. Dengan pendekatan yang menggabungkan teori, praktik, dan pengembangan karakter, kampus ini terus mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia digital dan menciptakan peluang di dalamnya. Mungkin, kisah sukses berikutnya adalah milik Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H