Pesta akbar politik di Indonesia akan segera berlangsung. Bisa kita lihat sendiri , dimana-mana atribut partai mulai dari bendera partai, spanduk partai, sampai semua aksesoris yang berhubungan dengan partai tersebut sudah menghiasi hari-hari kita belakangan ini. Dimulai dari tanggal 16 Maret 2014 kemarin sampai tanggal 5 april 2014, kita akan setiap melihat jalanan akan penuh dengan para calon anggota dewan beserta para pendukungnya berkampanye dengan sangat meriah.
Ternyata, para calon anggota dewan tersebut tidak hanya banyak berasal dari golongan menengah keatas, tetapi banyak juga calon yang berasal dari golongan menengah kebawah. Hal ini merupakan ‘trik’ jitu para partai politik untuk bisa unjuk gigi kepada masyarakat bahwa mereka juga merangkul semua golongan. Tapi apakah itu efektif?
Banyak sekali calon anggota dewan kita yang saat ini mencalonkan diri bukan berasal dari orang-orang yang paham tentang politik. Kebanyakan dari mereka hanya bermodalkan ‘dekat dengan masyarakat’. Mereka berasumsi bahwa ‘dekat dengan masyarakat’ bisa membawa mereka akan dapat menyalurkan aspirasi rakyat dan akan menang dalam pemilu nanti. Padal tidak 100% asumsi mereka benar. Mungkin beberapa persen bisa saja dikatakan benar, tetapi jika kita lihat selangkah jauh kedepan, mungkin ‘dekat dengan masyarakat’ sama sekali tidak bisa dijadikan modal.
Mungkin saja pada saat kampanye para calon anggota dewan tersebut akan terus menerus ‘menempel’ dengan rakyat karena menginginkan suara rakyat tersebut. Tetapi apakah pada saat sudah terpilih nanti mereka akan ingat kepada rakyat yang pernah mereka jadikan modal untuk duduk di kursi dewan yang terhormat itu? Mari kita tunggu satu periode kedepan apa yang akan mereka lakukan untuk Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI