Mohon tunggu...
Destri Ramzy
Destri Ramzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perintis Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Tabuik Oleh Masyarakat Kota Pariaman

20 Mei 2024   11:44 Diperbarui: 20 Mei 2024   11:52 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber. saribundo.biz

Tradisi adalah kebiasaan yang turun-menurun yang mencerminkan keberadaan para pendukungnya. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku baik dalam kehidupan bersifat duniawi maupun gaib serta kehidupan keaagamaan. Tradisi mengatur bagaimana manusia berhubungan dengan manusia lainnya atau satu kelompok dengan kelompok lainnya tradisi juga menyarankan bagaimana hendaknya manusia memperlakukan lingkungannya. Salah satu cotoh tradisi yang saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat yaitu tradisi tabuik yang dilakukan oleh masyarakat Pariaman provinsi Sumatera Barat.

Tradisi tabuik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya di kota Pariaman. Berakar pada nilai-nlai religi untuk mengenang wafatnya cucu nabi Muhammad SAW, yaitu Husein. Peringatan ini sejatinya berlangsung setiap tanggal 10 Muharam penanggalan hijriah.

Tabuik (upacara tabuik dan oyak tabuik) sebagai sebuah ekspresi budaya masyarakat Pariaman dalam perjalannnya dari waktu ke waktu. Pelaksanaan tabuik dari tahun ketahun mengalami pergeseran. Penelitian Muchtar (2016) menyebutkan ada kalanya tabuik menjadi kebanggan masyarakat karena difungsikan untuk menyalurkan ekspresi culture dan ritual, pada sisi lain menjadi media publikmasi dan tunggangan politik bagi kelompok tertentu, dan terburuk menjadi "kambing hitam" atas instabilitas yang terjadi dalam masyarakat hingga ketidaksepahaman anatara pemerintah dengan masyarakat pemilik. Selain berada pada posisis kontras itu, tabuik juga kadang-kadang dihadapkan pada situasi ambiguitas, yaitu berada pada kondisi anatar disukai atau tidak disukai. 

Pada masyarakat Pariaman, Tabuik memeiliki makna tersendiri bagi mereka. Tabuik yang berasal dari bahasa arab memiliki arti keranda atau peti mati. Tradsi tabuik ini dilakukan oleh msyarakat Pariaman untuk memperingati meninggalnya cucu nabi Muhammad SAW yaitu Hasan dan Husain. Kata Tabuik atau Tabot atau Tabut merujuk pada upaya yang dilakukan kaum Syiah dulu untuk mengumpulkan potongan tubuh kedua cucu Rasulullah dan memakamkannya setelah terbunuh di Padang Karbala.

Tradisi Tabuik biasanya diawali dengan maambiak (mengambil) tanah dan pembuatan berlangsung hampir 2 minggu. Pembuatan Tabuik dilakukan di rumah Tabuik. Tabuik yang dibuat biasanya berjumlah dua buah atau satu pasang, masing-masing dibuat di Rumah Tabuik Pasa (Tabuik Pasa) dan di Rumah Tabuik Subarang (Tabuik Subarang).

Pada Festival Tabuik, peristiwa di Padang Karbala seperti di ulang kembali. Hal tersebut dimulai dari prosesi maambiak tanah, manabang batang pisang, maatam, maarak jari-jari, maarak saroban, dan rangkaian ritual lainnya. Setiap prosesi dan ritual memiliki makna tersendiri. Pada puncak perayaan Festival Tabuik prosesi yang dilakukan dinamakan "Hoyak Tabuik'. Pada proses ini Tabuik diarak dan akhirnya dibuang kelaut.

Festival Tabuik sendiri memiliki sejarah panjang di Pariaman. Ada beberapa versi mengenai masuknya Tabuik. Dulunya Tabuik merupakan acara masyarakat Pariaman. Baru kemudian pada tahun 1970-an, Tabuik di angkat menjadi Festival Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman saat itu agar bisa mendatangkan wisatawan ke Pariaman.

Pada proses desakralisasinya Tabuik juga memeiliki beberapa tahap, seperti pra-tabuik yang merupakan proses persiapab sebelum pembuatan tabuik, pembuatan tabuik, dan pembuangan tabuik ke laut yang merupakan bagian akhir dari festival ini.

Eksistensi Tabuik di tengah masyarakat telah terkontaminasi dan terganggu oleh desakan daerah, pariwisata, dan otoriter pemerintah. Pesta budaya Tabuik adalah slah satu target utama pariwisata Indonesia yang ditawarkan Provinsi Sumatra Barat. Seiring perkembangan zaman, upacara Tabuik ini pelaksanaannya tidak lepas dari event pariwisata yang dijadikan sebuah atraksi kebudayaan di Sumatra Barat.

Jadi bisa di simpulkan kalau Tradisi Tabuik adalah festival yang diadakan untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yang terbunuh di Padang Karbala dan juga sebagai wujud cinta masyarakat pariaman terhadap islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun