Ribut
Apa lagi yang mereka ceritakan
Jika sudah putus kata yang satu
Tak satu pun dapat mengelaknya
Tak ada yang mampu menepisnya
Kenapa harus ribut
Ketika mereka yang diputus dapat hidup baru
Hasil negosiasi
Entah antara siapa
Kenapa harus pusing
Ketika bencana lama kini terulang
Saat mereka sudah mengepak sayap
Bebas terbang kemana saja
Lakukan apa saja
Tentu kami ribut
Zaman ini bukanlah zaman dulu
Saat nasi masih menjadi menu utama
Kini hanya angin yang kami telan
Tak mungkin kenyang
Tuan
Tentu kami pusing
Ketika bayi kami terisak meminta susu
Kami merintih menahan luka
Bukan karena duri yang tuan tabur
Namun gulana membayangkan
Akankah esok masih memeluk pagi?
Solusi
Bukan itu yang tuan beri
Ah, pusing
Dari pada ribut tak tentu
Kami buat saja tuan pusing
Dengan ukiran sejarah lama
Yang kini mengembalikan kami di titik mula
Solok, 14 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H