Mohon tunggu...
desto prastowo
desto prastowo Mohon Tunggu... -

Seorang PNS di Jateng

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia = Bahasa Kesetaraan!

24 September 2012   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:49 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa itu arbritari. Itu berarti, suatu kata tidak ada artinya jika tanpa ada persetujuan dari para pemakainya. Misalnya, kata “kursi” bisa dipahami oleh Bangsa Indonesia karena kita semua setuju bahwa tempat untuk duduk itu adalah kursi. Tetapi bagi bangsa yang bahasa kesehariannya menggunakan Bahasa Inggris, makna yang sama disebut “chair” karena mereka sepakat menyebutnya demikian.

Berbicara soal kesepakatan ini, kita sebagai bangsa telah menetapkan pilihan untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Karenanya, asal masih di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka kita tidak akan tersesat cukup dengan modal kemampuan berbahasa indonesia. Kita telah bersepakat ”kursi” di Jawa memiliki arti yang sama dengan “kursi” di Sumatera. Itulah salah satu fungsi bahasa, sebagai penyambung komunikasi antar manusia.

Nah, ngomong-ngomong soal Bahasa Indonesia, saya memiliki sedikit cerita tentang bahasa pemersatu ini. Saya termasuk orang yang lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia, baik saat bergaul maupun saat berkomunikasi di kantor,meski sebenarnya di lingkungan keluarga dan sekitarnya Bahasa Jawa lebih sering kami gunakan.Maklum saya memang orang Jawa tulen.

Kenapa saya lebih suka menggunakan Bahasa Indonesia saat bergaul dan ketika di kantor? Alasannya tidak muluk-muluk. Menggunakan Bahasa Indonesia membuat saya merasa lebih setara (egaliter) dengan lawan bicara daripada ketika harus menggunakan Bahasa Jawa. Bukan berarti Bahasa Jawa jelek, bukan. Justru Bahasa Jawa adalah yang paling tepat guna menganjarkan pada kita rasa hormat, sopan-santun dan menghargai orang lain. Namun untuk keperluan pergaulan dan komunikasi di kantor, berdasar pengalaman saya, Bahasa Indonesia adalah yang terbaik karena selain membuat kita merasa setara juga mudah dipahami dan ide/gagasan kita gampang tersampaikan. Saya menjadi lebih aktif menyampaikan gagasan atau pendapat saat rapat karena Bahasa Indonesia membuat saya lebih percaya diri dibandingkan bila menggunakan Bahasa Jawa. Terlebih lagi, kini sekat-sekat wilayah semakin tipis. Orang dari daerah manapun bisa kita temui di manapun, maka penggunaan Bahasa Indonesia membuat saya tidak canggung atau takut lawan bicara tidak paham dengan apa yang saya sampaikan dan maksudkan.

Keuntungan lain menggunakan Bahasa Indonesia adalah pemilihan kata dalam berkomunikasi lebih mudah karena kita telah sama-sama tahu seluk beluknya. Sebab, terkadang kita keliru dalam mengenali seluk beluk suatu kata dalam bahasa tertentu. Akibatnya, terjadi perubahan arti. Ambil contoh, kata “popular” dalam Bahasa Inggris artinya “many people like”. Tetapi di Indonesia kata ini berarti “terkenal” yang dalam Bahasa Inggris disebut “famous”. Padahal sesuatu yang terkenal belum tentu banyak disukai (Endang Lestari dan MA. Maliki, Komunikasi yang Efektif). Itulah bahasa. Oleh karena itu, bertutur dengan Bahasa Indonesia adalah pilihan bijak saat berkomunikasi karena antara komunikator dengan komunikan telah saling memahami dan tahu seluk beluknya. Jadi, selamat berbahasa indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun