Latar Belakang
  Istilah Beauty Privilage tanpa kita sadari sudah ada di lingkungan masyarakat sejak dahulu, namun hanya berbeda dalam pengucapan. Pada saat sekarang Beauty Privilage kembali ramai di perbincangkan di media sosial. Bagi sebagian orang yang belum terlalu familiar dengan istilah Beauty Privilege mungkin adalah kata kata yang asing. Beauty Privilage mengacu pada hak istimewa manusia yang diperoleh karena kecantikan seorang perempuan yang sudah ada sejak lahir hingga dewasa yang cukup mempengaruhi karir dan pandangan orang lain terhadap mereka (Judhita,2017). Berbagai studi penelitian dan survei ilmiah membuktikan bahwa orang yang dianggap menarik dalam karakteristik fisik memiliki korelasi langsung dalam mendapatkan perlakuan lebih baik dilingkungan sosial maupun profesional. Beauty privilege dalam hal penampilan sendiri tidak sekedar fisik wajah yang terlihat dari luar seseorang, namun juga seperti postur tubuh, cara atau intonasi seseorang dalam berbicara, bahkan pakaian yang kita kenakan tidak luput sebagai objek yang pertama dilihat ketika berinteraksi dengan orang lain. Namun apakah fenomena Beauty Privilage menjadi dasar kepercayaan diri seorang perempuan?
Pembahasan
A. Apa itu istilah Beauty Privilage?
  Beauty Privilage merupakan tindakan atau perlakuan istimewa dari orang lain untuk seseorang yang dianggap memiliki daya tarik lebih disekitarnya, terutama seseorang yang memiliki wajah ‘cantik’ dan sesuai standar kecantikan yang ada dimasyarakat. Perlakuan ini sering dijumpai diberbagai tempat-tempat umum. Seseorang yang menyandang istilah tersebut tidak hanya mendapatkan perlakuan khusus, tetapi juga mendapatkan kemudahan dalam berbagai urusan hidup. Faktor timbulnya istilah Beauty Privilage salah satunya karena seseorang yang sering kali keliru mengaitkan nilai dengan keindahan. Stigma masyarakat tentang Beauty Privilage tentu miliki 2 sisi keuntungan dan kerugiannya, bagi seseorang yang tidak memiliki kecenderungan ‘cantik’ menurut prespektif kebanyakan orang akan banyak mengalami perilaku ketidakadilan sosial seperti pada contohnya, ketika kita berbicara dengan seseorang, orang tersebut tidak seratus persen menaruh perhatian mereka kepada apa yang sedang kita bicarakan. Sedangkan di sisi seseorang yang menyandang privilege tersebut akan lebih mudah memiliki kesempatan dan kemudahan dalam segala aspek hidup mereka. Seperti pada contohnya, mereka yang ‘cantik’ dianggap lebih pintar, memiliki karakteristik yang bagus, mudah dalam mencari pasangan, mudah diterima dalam lingkungan sosial, dan mudah dalam mencari pekerjaan. Namun pada beberapa riset yang sebenarnya terjadi di lapangan ditunjukkan bahwa orang-orang yang dianggap ‘cantik’ tidak lebih produktif atau kreatif daripada beberapa orang yang berpenampilan biasa saja, tetapi orang yang mempunyai Beauty Privilege akan lebih mempunyai kepercayaan tinggi terhadap diri mereka.
B. Korelasi Beauty Privilage dengan kepercayaan diri seorang perempuan
  Menurut Sigmun Freud (Ferdian & Sujarwo, 2015) kepercayaan diri adalah suatu tingkatan sugesti yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam melakukan sesuatu. Singkatnya, percaya diri adalah salah satu perasaan percaya pada kemampuan dan kualitas diri. Tingkat kepercayaan terhadap diri sendiri menjadi penting dalam kehidupan, yakni sebagai basic untuk menunjukkan potensi diri. Percaya diri merupakan modal utama dalam beraktifitas, karena kurangnya rasa percaya diri akan membuat seseorang menutup diri atau mengasingkan diri. Kepercayaan yang ada pada diri perempuan juga tidak terlepas dari adanya fenomena Beauty Privilage yang disandang oleh beberapa orang. Beberapa orang diantaranya mengaitkan dengan seseorang yang mudah percaya diri di depan publik adalah orang yang memiliki keunggulan dalam hal penampilan fisik. Jika kita telaah di sekitar kita memang faktanya seperti itu, alasannya karena mereka yang yang memiliki keunggulan ‘cantik’ lebih mudah diperhatikan oleh orang lain disekitarnya dan juga kemungkinan mereka di judge karena melakukan kesalahan lebih minim di bandingkan perempuan yang berpenampilan biasa saja. Alasan tersebut dapat menjadikan tingkat kepercayaan diri seorang perempuan menurun, khususnya yang tidak menyandang istilah Beauty Privilage  Namun hal tersebut juga bukan berarti orang yang berpenampilan biasa saja tidak memiliki kesempatan untuk percaya diri yang lebih dan dapat mengekspresikan hal yang mereka sukai. Berdasarkan riset dari website Parapuan.co (Nabila, 2022), alasan terbesar perempuan percaya diri adalah menerima tubuh dengan rasa syukur dengan presentase responden sebesar 66,4%. Alasan mayoritas lainnya dari rasa kepercayaan diri perempuan adalah menganggap setiap orang memiliki keunikannya sendiri dengan presentase 56,25%. Dengan presentase tersebut dapat juga dilihat bahwa sebagian besar orang masih menyadari pentingnya rasa percaya terhadap diri sendiri. Karena sebetulnya kita sebagai perempuan harus yakin pada potensi yang ada dalam diri kita, tidak perlu peduli dengan apa yang orang lain katakan terhadap penampilan kita. Selagi orang tersebut tidak memberikan dampak positif pada hidup kita, orang tersebut tidak layak berkomentar tentang hidup kita yang akan mempengaruhi kepercayaan terhadap diri sendiri. Cantik itu relatif, tidak perlu memaksakan standar ‘cantik’ menurut orang lain di diri kita. Selain itu, cantik tidak selalu tentang penampilan luar seseorang, namun juga ada istilah Inner Beauty yaitu kecantikan dari dalam diri seorang perempuan yang sejatinya tidak akan memudar seiring berjalannya waktu.
Kesimpulan
  Kesimpulannya adalah fenomena Beauty Privilage memang nyata dan benar terjadi di lingkungan sekitar kita. Namun dengan adanya fenomena tersebut tidak boleh menjadikan kita seseorang yang tidak percaya pada diri kita sendiri dan menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran untuk kita terus meningkatkan kualitas dan potensi yang ada dalam diri kita. Karena sejatinya jika tingkat kepercayaan terhadap diri kita tinggi akan otomatis menaikkan value yang ada dalam diri kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita akan menyadari bahwa kita sebagai perempuan memiliki potensi dan keunikan dalam diri kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H