Mohon tunggu...
Desti Rismaya
Desti Rismaya Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Membaca Buku, berolahraga, Jajan Makanan dan Healing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Perbudakan di Indonesia

15 Juli 2023   18:40 Diperbarui: 15 Juli 2023   18:45 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang

Berdasarkan sejarah di indonesia ini , perdagangan atau perbudakan telah ada dan berkembang sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu yang dimulai dengan adanya penaklukan atas suatu kelompok oleh kelompok lainnya, kelompok yang paling kuat dan memiliki kekuasaannya akan menguasai kelompok yang lemah kemudian Kepemilikan kekuasaan ekonomi dan politik menjadikan sumber dan peluang untuk dapat berkembangnya perbudakan, sebagai akibat dari penaklukan yang dibayar dengan suatu pengabdian yang mutlak.

perbudakan ini juga diawali dengan adanya penaklukan negara Inggris ke beberapa negara di luar benua Eropa. Kasus perbudakan pertama - tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang adalah Irak, lebih dari lima - ribu tahun yang lalu. Perbudakan terjadi di masyarakat Cina, India, Afrika, Timur Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang seiring dengan perkembangan perdagangan dengan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang keperluan ekspor. Pada masa itu perbudakan merupakan keadaan umum yang wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan kapanpun. Tidak banyak yang memandang perbudakan sebagai praktik jahat atau tidak adil.

Dan Kini perdagangan orang merupakan masalah yang menjadi perhatian luas di Asia bahkan di seluruh dunia. Perdagangan orang terjadi tidak hanya menyangkut di dalam negara Indonesia saja yaitu perdagangan orang antarpulau, tetapi juga perdagangan orang di luar negara Indonesia dimana terjadi perdagangan orang ke negara-negara lain. Maraknya isu perdagangan orang ini diawali dengan semakin meningkatnya pencari kerja baik laki – laki maupun perempuan bahkan anak-anak untuk bermigrasi ke luar daerah sampai keluar negeri guna mencari pekerjaan. Kurangnya pendidikan dan keterbatasan informasi yang dimiliki menyebabkan mereka rentan terjebak dalam perdagangan orang. Berbagai penyebab ini yang mendorong terjadi hal tersebut diatas, diantaranya yang paling dominan adalah faktor kemiskinan, ketidaktersediaan lapangan pekerjaan, perubahan orientasi pembangunan dari pertanian ke industri serta krisis ekonomi yang tidak berkesudahan. 

Bentuk-bentuk eksploitasi itu sendiri diantaranya dengan cara memperlakukan korban untuk kerja yang mengarah pada praktek-praktek eksploitasi seksual, perbudakan atau bentuk- bentuk perbudakan modern, perbuatan transplantasi organ tubuh untuk tujuan komersial sampai pada penjualan bayi yang dimaksudkan untuk tujuan dan kepentingan keuntungan besar bagi para pelaku perdagangan perempuan dan anak. Lalu lintas perdangan orang itu sendiri dalam prakterk maupun operasinya dilakukan secara rapi oleh para pelaku (traffickers) melalui jaringannya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada umumnya jaringan pelaku ini memang illegal, namun keberadaannya yang terselubung tersebut dapat terorganisir secara rapi. 

Perbudakan merupakan hal yang timbul dari adanya satu golongan yang menganggap dirinya superior sehingga memandang rendah golongan lain yang berbeda dengannya. Hal tersebut bertentangan dengan hakikat manusia yang memiliki hak untuk hidup dan hak untuk merdeka. Seorang manusia tidak berhak untuk melakukan intervensi maupun diskriminasi terhadap manusia lain, walaupun terdapat perbedaan pada setiap manusia antara satu dan lainnya. Fenomena perbudakan dan diskriminasi yang terjadi karena adanya perbedaan, serta pandangan satu golongan superior dan inferior sudah terjadi sejak lama. Dalam hal ini, golongan ras kulit putih yang menganggap dirinya sebagai golongan superior merasa dirinya sebagai manusia paling sempurna, sehingga menempatkan ras kulit hitam dibawah bayang-bayang mereka. Dikutip dari kompasiana.com, Nelson Mandela seorang tokoh dari Afrika Selatan yang fokus dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Afrika Selatan, khususnya hak-hak ras kulit hitam. Mandela pernah dipenjara selama 27 tahun, karena memperjuangkan hak ras kulit hitam dan melawan kebijakan Apartheid yang dibuat oleh pemerintahan ras kulit putih di Afrika Selatan terhadap kaum ras kulit putih. Ia dituduh sebagai pengkhianat karena merupakan salah seorang penggerak AntiApartheid, dan sering melakukan berbagai aksi pemboikotan pemerintahan ras kulit putih sebagai bentuk perlawanan. 

Seperti halnya perjuangan Mandela, Bob Marley seorang musisi, sering menggambarkan kehidupan yang dialami ras kulit hitam ke dalam lirik lagu. Marley bersama temannya yang tergabung dalam Band Bob Marley and The Wailers banyak menciptakan lagu bertema perlawanan dan semangat dalam menjalani hidup. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah album survival. Dalam album tersebut Marley banyak bercerita tentang kehidupan kaum ras kulit hitam. Karya-karyanya dalam album ini membuat sebagian besar golongan ras kulit hitam merasa tergerak hatinya dan melakukan pemberontakan terhadap sistem yang dzalim, bahkan dua kelompok kaum ras kulit hitam di Zimbabwe yang berkonflik akibat sisa-sia dari penjajahan dapat berdamai dan bersatu karena pengaruh lirik lagu dalam album ini. Marley cukup dikenal dengan karyanya banyak menggunakan gaya bahasa sindiran. Hal tersebut merupakan sesuatu yang unik karena ia dan karyanya hadir di ranah musik dengan suatu terobosan baru, yaitu unsur kritikan dalam setiap lirik lagunya. Hal ini, tidak semata-mata dilakukan hanya untuk mendongkrak popularitasnya saja, melainkan ada tujuan untuk mengangkat suatu realitas kehidupan ras kulit hitam yang hidup dibawah bayang-bayang ras kulit putih yang sering terjadi hingga saat ini. Dalam karyanya Marley pun sering mengkritik sistem kaum ras kulit putih yang dikenal dengan istilah “Babylon”. Dalam ajaran rastafari dan budaya reggae, konsep dari “babylon” bukanlah kerajaan kuno di Persia, melainkan sebuah simbol sebuah kerajaan, kekuatan politik, dan pola pikir yang berambisi untuk menguasai segala hal. Lalu, di sisi lain Marley pun 3 menggambarkan kehidupan kaum ras kulit hitam yang sengsara dan hidup di bawah garis kemiskinan di Jamaika dan Afrika. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk menganalisis gaya bahasa yang digunakan Bob Marley dalam merepresentasikan kehidupan ras kulit hitam yang digambarkan melalui lirik lagu di album survival. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis akan fokus pada penelitian gaya bahasa, dan penulis mengambil judul “Representasi Kehidupan Ras Kulit Hitam dalam Album Survival Karya Bob Marley”. 

Pembahasan 

A. Pengertian dan Sejarah Perbudakan Perbudakan atau budak sama artinya dengan kata hamba sahaya yang mempunyai makna seseorang yang dirampas kemerdekaan hidupnya untuk bekerja memenuhi kepentingan dari manusia yang lain. Dalam kamus Bahasa Indonesia, budak mempunyai makna sebagai anak, abdi, dan juga jongos. Sedangkan perbudakan adalah sistem sekelompok manusia yang direbut kebebasannya untuk bekerja guna keperluan dari golongan manusia lain.1 Dari pengertian ini dapat diambil garis besarnya bahwa perbudakan maupun budak adalah manusia yang tidak mendapatkan hak-hak hidupnya karena diperdaya atau diperalat oleh manusia yang lainnya. Kata perbudakan sudah dikenal manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu, dan telah dijumpai dikalangan bangsa-bangsa kuno seperti : Mesir, China, India, Yunani dan Romawi, juga hal itu disebutkan dalam kitab-kitab samawi seperti Taurat dan Injil. Perbudakan sebenarnya merupakan masalah klasik dalam artian hal ini sudah ada sejak dahulu. Perbudakan merupakan fenomena kuno yang selalu ada sepanjang sejarah manusia, artinya sepanjang sejarah manusia ada maka fenomena perbudakan pun akan selalu ada dan menyertai manusia karena manusia mempunyai kecenderungan menguasai manusia yang lain. Meskipun keberadaan perbudakan itu sendiri muncul dengan model dan bentuk yang berbeda-beda pada masanya. Seperi contohnya model perbudakan kuno dengan mengekploitasi manusia untuk melakukan apapun yang dikehendaki sang majikan, sedangkan perbudakan modern seperti dengan ekploitasi manusia terhadap lainnya dengan samar-samar dan berada di balik aktivitas-aktivitas lainnya. Sejarah mengenai fenomena perbudakan kuno tercatat dan ditemukan bukti terjadinya fenomena perbudakan adalah pada masa kerajaan Hammurabi (1760 SM), pada masa tersebut ditemukan sebuah bukti terjadinya fenomena perbudakan dengan ditemukannya prasasti Hammurabi, bahkan kuburan pra sejarah di Mesir menunjukan bahwa sejak 8000 SM masyarakat Libya telah memperbudak suku lainnya. Hal ini menunjukan bahwa perbudakan sudah ada sebelum masa tulis menulis dan telah ada dalam berbagai kebudayaan.

Daftar Pustaka 

http://repository.radenfatah.ac.id/18874/2/2.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun