Mohon tunggu...
Desti Ramadhani
Desti Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Isu isu sosial emosional di sekolah dasar

24 Januari 2025   11:43 Diperbarui: 24 Januari 2025   11:43 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

13. Isu-Isu Sosial-Emosional di Sekolah Dasar
Isu-isu sosial-emosional di sekolah dasar merupakan tantangan penting yang dapat memengaruhi perkembangan anak-anak dalam aspek emosional, sosial, dan perilaku. Di usia ini, anak-anak berada dalam fase penting dalam membentuk keterampilan sosial, mengelola emosi, dan belajar tentang peran mereka dalam masyarakat (Sumianto, et al., 2024). Meskipun sekolah dasar adalah tempat untuk belajar dan berkembang, seringkali terjadi berbagai masalah sosial-emosional yang mempengaruhi proses tersebut. Beberapa isu sosial-emosional yang umum terjadi di sekolah dasar meliputi bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial di kelas, yang kesemuanya berpotensi mengganggu kesejahteraan dan perkembangan anak.
Bullying atau perundungan adalah salah satu masalah sosial-emosional yang paling meresahkan di sekolah dasar. Bullying di sekolah dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau sosial. Anak-anak yang menjadi korban bullying sering kali mengalami dampak emosional yang mendalam, seperti rasa takut, cemas, malu, dan rendah diri. Perundungan juga dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan depresi pada anak- anak, yang menghambat perkembangan sosial mereka dan menyebabkan penurunan prestasi akademik. Perundungan biasanya terjadi karena perbedaan fisik, sosial, atau budaya yang ada pada anak-anak, dan sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan anak- anak untuk mengelola perbedaan tersebut dengan cara yang sehat (Jihan, 2022). Di sisi lain, anak-anak yang melakukan perundungan mungkin memiliki masalah dalam mengelola emosi mereka, seperti kemarahan atau frustrasi, dan tidak memiliki keterampilan untuk berinteraksi dengan cara yang positif. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menciptakan kebijakan yang jelas dan efektif untuk mengatasi bullying,

serta memberikan pendidikan mengenai empati, kerjasama, dan pengelolaan konflik kepada siswa.
Masalah disiplin juga menjadi isu yang signifikan di sekolah dasar. Anak-anak pada usia ini sering kali kesulitan untuk mengontrol impuls dan mengikuti aturan yang ada di lingkungan sekolah. Masalah disiplin, seperti berbicara di luar giliran, mengganggu teman sekelas, atau tidak mengikuti instruksi guru, dapat mengganggu proses pembelajaran dan menciptakan ketegangan di dalam kelas. Siswa yang sering melanggar aturan mungkin merasa tidak dihargai atau kurang terhubung dengan lingkungan sekolah mereka, yang dapat mempengaruhi motivasi mereka untuk belajar (Jihan, 2022). Selain itu, masalah disiplin juga dapat mencerminkan tantangan emosional yang lebih dalam, seperti kesulitan mengelola frustrasi, perasaan tidak aman, atau masalah di rumah. Guru dan staf sekolah perlu memiliki keterampilan dalam mengelola perilaku siswa secara efektif dengan pendekatan yang mendukung, bukan hanya hukuman. Strategi pengelolaan kelas yang positif, seperti pemberian penghargaan untuk perilaku baik dan konsistensi dalam penerapan aturan, dapat membantu siswa belajar untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Interaksi sosial di kelasjuga menjadi isu penting yang memengaruhi perkembangan sosial-emosional siswa di sekolah dasar. Anak-anak pada usia ini sedang mengembangkan keterampilan sosial mereka, belajar untuk berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Namun, tidak semua anak memiliki keterampilan sosial yang sama, dan beberapa mungkin merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Anak-anak yang kesulitan membangun persahabatan atau yang merasa diabaikan atau ditolak oleh teman-temannya dapat mengalami kesulitan dalam mengelola perasaan mereka. Siswa mungkin merasa cemas atau tidak nyaman dalam situasi sosial, yang dapat mengarah pada isolasi sosial atau bahkan masalah emosional lainnya, seperti depresi atau kecemasan (Jihan, 2022). Di sisi lain, beberapa anak mungkin menunjukkan perilaku yang agresif atau dominan untuk menutupi ketidakamanan mereka, yang dapat merusak hubungan sosial mereka dengan teman-teman sekelas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menciptakan suasana kelas yang inklusif dan mendukung, yang memungkinkan semua siswa merasa diterima dan dihargai. Pembelajaran keterampilan sosial, seperti cara berbicara dengan sopan, mendengarkan teman, dan menyelesaikan konflik secara damai, sangat penting untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi secara positif dengan orang lain.

Isu-isu sosial-emosional seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial di kelas tidak hanya memengaruhi kesejahteraan pribadi siswa, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah. Ketika siswa merasa terisolasi, tidak dihargai, atau tidak dapat mengelola perasaan mereka, mereka lebih cenderung mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi pada pelajaran dan berpartisipasi dalam kegiatan kelas. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan sosial-emosional siswa (Jihan, 2022). Program pengembangan sosial-emosional yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan pengelolaan emosi, empati, kerjasama, dan penyelesaian konflik dapat sangat membantu siswa dalam menghadapi tantangan sosial-emosional mereka. Isu-isu sosial-emosional di sekolah dasar, seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial, adalah tantangan yang perlu ditangani secara serius oleh semua pihak di sekolah. Pendekatan yang berbasis pada dukungan sosial, keterlibatan orang tua, serta pelatihan keterampilan sosial yang efektif dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi perkembangan anak-anak. Dengan memperhatikan aspek sosial-emosional ini, sekolah dapat membantu siswa untuk berkembang menjadi individu yang lebih seimbang secara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun