UNISRI) menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengangkat tema " Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKNT MBKM) Universitas Slamet Riyadi Surakarta (UNISRI)", para mahasiswa melaksanakan KKN secara individu di domisili masing-masing yang tersebar, hal ini merupakan dampak dari pandemi covid19. Kegiatan ini berlansung mulai dari tanggal 26 Juli 2021 hingga 31 Agustus 2021. Pelaksanaan KKN pun harus mematuhi protokol kesehatan yang telah diberikan pemerintah.
(Sragen) Di tengah pandemi ini, Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Desti Prastika, salah satu mahasiswi KKN UNISRI melaksanakan KKN di daerah asalnya yakni Sragen di desa Mojomulyo . Program yang dilaksanakan adalah sosialisasi budikdamber sebagai solusi ketahanan pangan di masa pandemi, ketahanan pangan menjadi salah satu target pemerintah untuk menjaga stabilitas ketersediaan pangan di saat pandemi ini. Sosialisasi dilakukan pada sore hari pukul 16:00 yang bertempat di Taman  yang berada di Mojomulyo Sragen Kulon. Sosialisasi ini dilakukan dengan memenuhi protocol kesehatan dan dilakukan dengan beberapa ibu-ibu sekitar
Mahasiswi KKN yang dibimbing olehMahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta Desti Prastika Kelompok 43 dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Â Oktiana Handini, S.Pd. M.Pd.,melakukan kegiatan Sosialisasi Ketahanan Pangan di tengah Pandemi COVID-19 (Inovasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dengan Media BUDIKDAMBER). Sosialiasasi ini dilakukan di Taman RT 2/RW XI Mojomulyo yang dilakukan pada Minggu (01/8/2021) .Â
Tujuan dari sosialisasi ini kepada ibu-ibu sekitar desa Mojomulyo ini agar dapat memanfaatkan lahan yang kosong disekitar rumah untuk dapat melakukan Budikdamber. yang diharapkan nantinya mampu menjadi sarana meningkatkan lahan kosong dalam ketahanan pangan dimasa pandemi ini. pelatihan ini diharapkan nantinya mampu memberikan edukasi kepada ibu-ibu untuk diterapkan dirumah masing -masing. selain sebagai solusi ketahanan pangan, tujuannya yaitu budikdamber ini dapat kembali menghidupkan ekonomi masyarakat yang cukup terhambat akibat pendemi ini. Hasil panen budikdamber dapat dijual ke pasar dan tentunya hal ini dapat meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat selama di rumah.pelaksanaan budikdamber nantinya akan tetap dipantau dan dibina oleh mahasiswi.Â
Desti menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu mengurangi  belanja karena kebutuhan sayur dan ikan dapat terpenuhi dari rumah saja. karena saat ini banyak yang dirumahkan, sehingga kesibukan di rumah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan memanfaatkan media budikdamber. Hal ini dapat menjadi kegiatan yang positif  jelas Desti.Â
 budikdamber yang merupakan teknik budidayakan ikan lele di dalam ember, tidak hanya itu diatas ember tersebut dapat ditanami sayur-sayuran dengan menggunakan cup plastik.Sehingga tidak memerlukan lahan yang luas untuk pelaksanaanya. Terdapat 2 teknik dalam menanam sayur saat budikdamber, teknik terbuka dan teknik tertutup. Dengan teknik terbuka, cup plastik yang berisi sayuran cukup dikaitkan dengan kawat pada bibir ember. Teknik ini lebih praktis namun memiliki kelemahan yakni ikan lele di dalamnya akan mudah loncat keluar. Sedangkan teknik tertutup bisa dilakukan dengan melobangi sekeliling tutup ember dengan seukuran cup, dan cup tersebut diletakan di lobang tersebut, meskipun kurang praktis namun teknik ini memiliki kelebihan yakni ikan di dalam ember tidak mudah loncat keluar. Sedangkan langkah untuk penanaman sayurnya, pertama dengan menggunakan arang kayu yang ditaruh pada cup tersebut, fungsinya sebagai penyerap air yang ada di dalam ember dan membuang racun. Diatas arang kayu dapat diletakan sabut kelapa sebagai media yang menjaga benih sayur tetap berada di lapisan paling atas dan tidak jatuh ke dasar air. sayuran yang bisa digunakan yaitu seperti kangkung, sawi, selada maupun bayam.
" Melalui kegiatan sosialisasi budikdamber ini, saya mengetahui bagaimana memanfaatkan lahan yang sempit agar tetap produktif. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk saya agar bisa tetap porduktif meskipun hanya di rumah saja" ucap Bu jito salah seorang warga yang menjadi peserta sosialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H