Mohon tunggu...
Desti Nurhaliza
Desti Nurhaliza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

jadi konglomerat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

pengelompokan masyarakat berdasarkan agama

11 Desember 2024   15:53 Diperbarui: 11 Desember 2024   15:53 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


  Masyarakat Indonesia memiliki keyakinan terhadap Tuhan yang maha Esa melalui agama yang dianut. Agama merupkan sistem kepercayaan yang menjadi pedoman hidup setiap manusia di dunia. Menurut Emile Durkheim (dalam Narwoko, 2013:195-196), agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal suci. 

    Indonesia mempunyai enam agama yang dianut oleh penduduknya. keenam agama tersebut yaitu Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Kristen, dan Konghucu. Selain keenam agama tersebut, Indonesia mengakui aliran-aliran kepercayaan  lokal yang dianut oleh masyarakat. Beragamnya agama yang dianut oleh masyarakat perlu dikelompokkan agar mudah diidentifikasi. Pengelompokan ini memunculkan istilah seperti muslim untuk menyebut penganut agama Islam. kristiani untuk menyebut penganut agama Kristen dan Katolik, dan buddis untuk menyebut penganut agama Buddha. 

    Setiap agama memiliki perbedaan mendasar dalam aspek aspek sebagai berikut.
1.Konsep keimanan
2.Sistem peribadatan dan upacara keagamaan.
3.hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan.
4.Kitab Suci yang menjadi sumber ajaran agama. 

    Pengelompokan tersebut tidak menjadikan salah satu golongan lebih baik daripada golongan lain. Pengelompokan ini memudahkan dalam mengidentifikasi sehingga seseorang dapat menempatkan diri ketika bersikap, bertingkah laku, atau mengambil keputusan. contohnya ketika kamu memiliki tetangga yang berbeda keyakinan dengan kamu. Melalui upaya mengidentifikasi aspek-aspek agama yang tampak, dapat diketahui bahwa tetangga kamu adalah Kristiani. Hasil identifikasi tersebut dapat menjadi pedoman kamu dalam berinteraksi dengan tetangga kamu, misalnya menghormati dan bertoleransi. Perbedaan agama bukan  menjadi penghalang dalam mewujudkan persatuan. Sesama penganut agama dan kepercayaan harus memiliki sikap saling menghormati agar tercipta keharmonisan dan kerukunan dalam kehidupan masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun