Mohon tunggu...
Desti ana
Desti ana Mohon Tunggu... Akuntan - ingin menjadi pegawai kantor

tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama di Era Milenial

26 November 2023   22:43 Diperbarui: 26 November 2023   23:24 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Moderasi beragama dianggap sebagai keadaan yang sangat penting demi memperkuat persatuan dan menjaga perdamaian bangsa Indonesia. Moderasi beragama ini  juga sangat penting dalam lingkup  garis besar  di mana agama menjadi bagian penting dalam perwujudan peradaban dunia yang berkedudukan. Dibutuhkan moderasi beragama sebagai upaya untuk saling menjaga agar seberagam apapun dari  pemahaman terhadap agama tetap terjaga sesuai jalannya sehingga tidak memunculkan cara beragama yang berlebihan. Perwujudan dari moderasi beragama dilakukan dengan berperilaku menjalankan ajaran agama dengan mengutamakan keadilan dan keseimbangan. Moderasi beragama bisa diwujudkan apabila seseorang dapat memahami ajaran agamanya secara utuh dan benar.
Negara Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki banyak keragaman, mencakup beraneka ragam daerah, bahasa, agama,suku, budaya, dan status sosial. Keberagaman dapat menjadi "kekuatan yang terstruktur" yang menggabungkan masyarakat, tetapi juga dapat menjadi penyebab konflik antar budaya, ras, suku, agama, dan nilai dalam kehidupan. Keanekaragaman budaya (multikultur) adalah perilaku budaya yang ditimbulkan oleh persangkutan berbagai budaya dan interaksi berbagai individu dan kelompok, serta peristiwa alam dengan gaya hidup yang berbeda dan keberagaman. Keragaman budaya, latar belakang keluarga, keragaman agama dan antar daerah saling mempengaruhi dalam masyarakat Indonesia. Seseorang mengatakan dalam pertukaran horizontal antar kelompok, permasalahan antar suku masih terjadi di berbagai daerah, mulai dari konversional dan prasangka dan pemecahan antar suku hingga konflik terbuka dan pembantaian antar suku, hingga memakan korban jiwa. Persaingan antar suku tidak hanya terjadi di masyarakat, tetapi juga antar golongan politik bahkan ulama untuk menduduki tempat di berbagai Lembaga. Dalam masyarakat multikultural, interaksi sesama manusia cukup tinggi intensitasnya, sehingga kemampuan sosial warga masyarakat dalam berinteraksi antar manusia perlu dimiliki setiap anggota masyarakat.
Selama ini akibat pemicu dari perilaku kekerasan seringkali menjadi sumber masalah yang salah penanganan. Masalah adalah sumber kekerasan, karena di balik setiap bentuk kekerasan terdapat permasalahan yang belum terselesaikan.Budaya kekerasan megutamakan pada konsep permasalahan sebagai pemusnahan atau pembinasaan.Permasalahan dipandang sebagai perjuangan antara yang baik dan yang jahat, hitam dan putih, menang dan kalah, untung dan rugi. Jika keberadaan permasalahan itu  dipandang negatif dan diselesaikan secara bertukar akal, maka permasalahan tersebut dapat dianggap sebagai penyebab kekerasan yang wajar. Dalam lingkup sosial, beberapa telah diatur terhadap perilaku yang bertentangan untuk ditegakkan secara ketat, tetapi beberapa mengembangkan metode pendidikan.Contohnya, dalam Pendidikan terdapat tiga metode yang dimana biasanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kesiswaan, yaitu: pendidikan perdamaian yang dikombinasikan dengan kurikulum sekolah, latihan pernyataan permasalahn yang bermanfaat dan positif,yang terakhir bentuk seperti  mediasi dan negosiasi dengan teman sebaya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah bagaimana cara pandang, sikap dan prilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk di Negara Republik Indonesia ini, dari dulu hingga sekarang.Pemerintah pun telah menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).Dan dapat diartikan secara istilah,Moderasi dengan arti jalan tengah. Dalam sejumlah forum diskusi kerap terdapat moderator orang yang menengahi proses diskusi, tidak berpihak kepada siapa pun atau pendapat mana pun, bersikap adil kepada semua pihak yang terlibat dalam diskusi. Moderasi juga berarti ''sesuatu yang terbaik''.serta makna dari beragama adalah  kita berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama, alam semesta maupun dengan Tuhan.
Adapun 4 dasar dari moderasi kegamaan:
Yang pertama,Komitmen Kebangsaan
Pancasila sebagai dasar negara menjadi panduan dalam menjunjung moderasi beragama. Sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa", mencerminkan komitmen kebangsaan untuk menghargai keberagaman agama dan kepercayaan. Masyarakat perlu membangun sikap saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain, sehingga tidak ada pihak yang merasa dianaktirikan atau dikesampingkan.
Komitmen kebangsaan dalam lingkup moderasi beragama mencakup upaya untuk menciptakan suasana yang baik bagi berbagai agama dan kepercayaan untuk berkembang dan berdampingan secara damai. Pendidikan kebangsaan yang menyeluruh, misalnya, menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini. Melalui pendidikan, generasi muda diajarkan untuk saling menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
Yang kedua, toleransi
Toleransi merupakan kunci dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Toleransi bukan hanya sekedar sikap saling menghormati, tetapi juga saling membantu dan bekerja sama untuk menciptakan suasana damai dan harmonis. Tidak ada agama yang mengajarkan rasa kebencian dan kekerasan, sehingga penting bagi setiap individu untuk mengekang diri dari prasangka dan kebencian.
Toleransi dalam lingkup moderasi beragama mencakup kemampuan untuk menghargai perbedaan keyakinan dan agama orang lain, serta memberi mereka kebebasan untuk mengekspresikan keyakinan mereka tanpa rasa takut atau tekanan. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masing-masing individu untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang unik dan berharga, sekaligus memperkaya kehidupan bersama dalam masyarakat yang beragam.
Yang ketiga, Anti Kekerasan
Moderasi beragama mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk kekerasan yang dilakukan atas nama agama. Kita harus memahami bahwa agama adalah sarana untuk mencapai kedamaian dan kasih sayang, bukan alasan untuk melakukan kekerasan atau diskriminasi. Pemerintah dan masyarakat perlu bersama-sama melawan radikalisme dan intoleransi yang meresahkan kehidupan bermasyarakat.
Dalam upaya menghindari kekerasan atas nama agama, moderasi beragama mengedepankan dialog dan komunikasi yang efektif antara berbagai kelompok masyarakat. Melalui interaksi yang sehat dan konstruktif, kita dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman agama dan keyakinan, serta mengatasi kesalahpahaman yang sering kali menjadi akar permasalahan. Dialog antar umat beragama juga menjadi sarana untuk menemukan solusi terhadap konflik yang mungkin timbul karena perbedaan agama.
Dan yang ke empat, Akomodasi dan Penerimaan Terhadap Tradisi dan Budaya
Keberagaman budaya dan tradisi merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan. Moderasi beragama juga mencakup sikap akomodatif dan penerimaan terhadap perbedaan tradisi dan budaya. Sebagai bangsa yang besar, kita harus bersikap terbuka dan menerima perbedaan, bukan justru menciptakan sekat dan perpecahan. Dengan demikian, keharmonisan dan persatuan bangsa akan terus terjaga.
Penerimaan terhadap tradisi dan budaya dalam konteks moderasi beragama mencakup penghormatan dan pengakuan terhadap keberagaman cara beribadah, adat istiadat, dan tradisi yang ada di masyarakat. Setiap agama memiliki keunikan tersendiri yang ada  dalam melaksanakan praktik keagamaan, yang sering kali terkait dengan tradisi dan budaya lokal. Menghargai keberagaman ini menjadi wujud nyata dari penerapan moderasi beragama yang inklusif dan toleran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun