Globalisasi bukan lagi sesuatu yang asing. Fenomena ini sudah berlangsung mulai sebelum abad ke-20. Tepatnya pada tahun 1980-an. Dimana pada masa itu gelombang globalisasi meningkat tajam. Fenomena ini juga dipandang sebagai awal dari masa depan. Seiring berjalannya zaman, globalisasi pun berkembang semakin massive. Globalisasi terjadi dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang ekonomi.
Globalisasi (Globalization) sendiri dapat diartikan sebagai perkembangan koneksitas, integrasi, dan interdepedensi secara global dalam bidang ekonomi, sosial, teknologi, budaya, politik dan lingkungan (Harsono, 2007). Sedangkan ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Lalu, apa itu globalisasi ekonomi? Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang diperankan oleh aktor-aktor internasional seperti Transnational Corporations (TNCs), World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (Suprijanto, 2011). Singkatnya, globalisasi adalah pembauran ekonomi dalam level lokal, regional hingga nasional yang menciptakan ketergantungan ekonomi. Jadi, globalisasi ekonomi menjadikan dunia dalam suatu kesatuan pada aspek perniagaan.
Globalisasi ekonomi juga memiliki berbagai macam dan bentuk. Yang pertama adalah globalisasi produksi. Globalisasi produksi adalah kondisi dimana banyak industri yang membangun cabang di negara lain. Negara yang dipilih biasanya adalah negara yang memiliki tarif upah dan bea masuk rendah. Sehingga biaya produksi pun dapat diminimalisir.
Selanjutnya, adalah globalisasi pembiayaan. Yaitu fasilitas investasi dan peminjaman yang bisa diperoleh perusahaan internasional. Contohnya dapat kita lihat sendiri di Indonesia. Banyak perusahaan domestik Indonesia yang mendapat pendanaan dari pihak asing.
Yang ketiga adalah globalisasi tenaga kerja. Artinya, negara dapat menggunakan tenaga kerja yang bukan berasal dari negaranya sendiri. Para tenaga kerja juga akhirnya memiliki kesempatan untuk bekerja di negara lain. Suatu negara biasanya akan menggunakan tenaga kerja professional yang mungkin tidak tersedia di negaranya sendiri.
Yang terakhir adalah globalisasi perdagangan. Yaitu kondisi ketika produsen dapat memasarkan produknya ke negara lain. Hal ini membuat barang yang tersedia untuk konsumen lebih bervariasi dan beragam (kualitas dan harganya).
Globalisasi ekonomi muncul karena teknologi dan informasi yang berkembang dengan cepat. Globalisasi ekonomi tak lepas dari sistem perdagangan bebas yang kini marak dianut oleh beberapa negara besar di dunia. Seperti yang kita tahu, sistem perdagangan bebas berusaha untuk menghapus berbagai hambatan dalam perdagangan internasional. Mulai dari hambatan tarif hingga non-tarif. Dengan hilangnya hambatan tersebut, negara memiliki kebebasan lebih untuk melakukan perdagangan internasional. Hal ini sejalan dengan definisi globalisasi ekonomi sendiri, dimana perekonomian akan bersifat mendunia dan menjadi satu kesatuan.
Globalisasi ekonomi terus berkembang. Mau tidak mau dan suka tidak suka negara harus siap menghadapinya. Meski terdengar memiliki banyak dampak positif, globalisasi ekonomi juga mampu membawa dampak yang kurang baik. Maka dari itu, globalisasi ekonomi menjadi pro dan kontra. Globalisasi ekonomi mampu membawa peluang untuk kemajuan ekonomi negara. Namun dapat juga menjadi ancaman bagi negara. Bagaimana bisa?
Beberapa manfaat globalisasi ekonomi dapat membantu berkembangnya negara. Dengan globalisasi ekonomi teknologi terkemuka dapat ditransfer ke negara lain juga meski belum merata. Informasi juga bisa didapatkan dengan mudah. Dengan itu, Masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Transfer teknologi juga mampu mendorong tumbuhnya inovasi. Sehingga produktivitas suatu negara akan meningkat dan kualitas hidup masyarakatnya pun terjamin. IMF menyatakan dalam situs webnya bahwa salah satu faktor penting di balik meningkatnya kapasitas inovasi di ekonomi pasar yang sedang tumbuh adalah partisipasi negara-negara berkembang yang makin meningkat dalam rantai pasokan global dengan perusahaan multinasional. Meningkatnya produktifitas dapat mengurangi pengangguran serta meningkatkan pendapatan yang dimiliki suatu negara.
Ekspansi ekonomi juga mulai terjadi seiring berkembangnya globalisasi ekonomi. Ekspansi ekonomi adalah upaya untuk memperluas skala aktivitas ekonomi. Ekspansi ekonomi dapat dilakukan melalui membuka cabang baru, membangun kerja sama dengan perusahaan lain, membuat produk baru, hingga melakukan peningkatan pemasaran. Tak hanya itu globalisasi ekonomi juga mampu memicu terjadinya diversifikasi. Diversifikasi adalah upaya untuk mengalihkan atau menyebarkan investasi, usaha, atau aktivitas ke berbagai jenis aset atau kegiatan yang berbeda guna meminimalisir potensi terjadinya kerugian. Sebab jika suatu Perusahaan bergantung pada keuntungan satu produk, potensi kegagalan/kerugiannya lebih tinggi sebab tidak adanya back-up sataupun cadangan.
Pada dasarnya, setiap hal memiliki sisi positif dan sisi negatifnya masing-masing. Sama halnya dengan globalisasi ekonomi yang memiliki kontra dan dampak buruk. Bahkan, dampak buruk ini dapat mengancam ketahanan suatu negara.