OLEH: DESTI MARNIDA SAKEREBAU
132021031
Adapun yang dimaksud dengan bentuk-bentuk Pendidikan ialah cara berlangsungnya Pendidikan ditinjau dari segi tempat dan perencanaan Pendidikan. Dari segi ini Philips Coombs membedakan tiga bentuk Pendidikan yaitu: Pendidikan formal, pendidkan informal dan Pendidikan non formal. Pendidkan formal ialah Pendidikan yang berlangsung berdasarkan suatu perencanaan tertentu. Pendidikan formal tersebut terutama berlangsung di sekolah dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.Â
Selanjutnya, pendidikan informal ialah pendidikan yang berlangsung tanpa perencanaan   tertentu, atau yang berlangsung secara tidak sadar. Pendidikan informal dimaksud terutama berlangsung dalam keluarga dan dalam pergaulan dengan lingkungan. Bentuk pendidikan yang ketiga, Pendidikan non formal ialah pendidikan dan latihan keterampilan dan dalam jangka waktu yang relatif lebih singkat.Â
Pendidikan non formal biasanya berlangsung dalam bentuk in-sevice training (penataran, kursus, up grading, refreshing, workshop, diskusi, seminar dll ), maupun dalam bentuk kursus-kursus latihan keterampilan bagi para pemuda, wanita, petani dan sebagainya. Dengan melihat ketiga bentuk pendidikan ini, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adlah suatu proses yang berlangsung seumur hidup.Â
Dari sinilah lahir konsep " life-long education"yang dicetuskan oleh UNESCO pada tahun 1974 yang di kenal sebagai tahun Pendidikan Internasional. Pendidikkan formal dan pendidikan non formal, keduanya berencana. Tetapi perbedaan terletak pada jangka waktu berlangsung dan tujuan operasionil yang akan dicapai. Pendidikan formal berlangsung lebih lama dan bertujuan untuk mencapai tujuan lengkap dari pada pendidikan, sedangkan pendidikan non formal terutama bertujuan untuk memperoleh tenaga kerja yang terampil dalam waktu singkat. Khusus di negara-negara yang sedang berkembang, pada umumnya, kekurangan biaya untuk pendidikan formal, maka pendidikan non formal sangatlah penting dan perlu di galakkan.
Dengan adanya konsep "life-long education" dan pentingnya pendidikan non formil tersebut, maka mengandalkan pengalaman karena berlangsungnya waktu tanpa pendidikan dan latihan tambahan, adalah suatu kekeliruan yang tak dapat di pertanggung jawabkan. Dalam hubungan ini perlu pula dijelaskan bahwa seringkali banyak ahli yang membedakan dua jenis bentuk pendidikan yaitu pendidikana informal dan pendidikan formal.Â
Oleh karena itu dikatakan bahwa tegak runtuhnya suatu masyarakat sangat bergantung pada tegak runtuhnya rumah tangga sebagai sel terkecil dari pada masyarakat. Dalam keluarga atau rumah tangga anak belajar mengalami nilai-nilai kehidupan yang utama yaitu : saling mengasihi, saling menghormati dan saling menghargai, tolong - menolong, kejujuran, keadilan, kesetiaan, kesabaran dll.Â
Maka dalam keluarga dimana nilai-nilai kehidupan ini tidak ditumbuhkan, maka akan merupakan ancaman bagi masa depan seorang anak. Ingatlah bahwa dalam sebuah keluarga, kedua orang tua meupakan tokoh identifikasi bagi anak-anaknya. Karena itu sering dikatakan bahwa pohon dikenal dari buahnya.Â
Kenyataan telah membuktikan bahwa rumah tangga yang kacau dan broken home, akan banyak menghasilkan anak-anak yang nakal dan ugal-ugalan. Demikian pula pada keluarga yang miskin, keluarga yang kaya dan pejabat-pajabat tinggi yang terlampau sibuk, seringkali menghasilkan anak-anak yang nakal dan ugal-ugalan pula. Pendidik yang utama dalam keluarga atau rumah tangga ialah orang tua yaitu bapak dan ibu. Oleh karenanya dua faktor pokok yang menentukan pendidikan dalam keluarga ialah : (1) hubungan antara ibu dan bapak; dan (2) perlakuan orang tua kepada anak-anak.
Hubungan antara ibu dan bapak