Jakarta - Meski terdengar sepele, tidur siang ternyata dibutuhkan untuk anak-anak terutama siswa. Untuk itu, berbagai sekolah SD dan SMP di Indonesia ini memiliki program atau mata pelajaran tidur siang.
Mengutip laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Bagi anak-anak tidur siang tidak hanya bermanfaat untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
Pada 2023, program tidur siang di sekolah menjadi mata pelajaran khusus di SD Muhammadiyah IV Sidoarjo. Program tidur siang dilaksanakan karena sekolah ini menggunakan sistem Full Day School.
Sehingga siswa belajar dari pagi sekitar pukul 6.45 hingga sore hari pukul 15.30. Karena waktu belajar yang padat ini, sekolah menilai siswa membutuhkan waktu tidur siang agar tetap bugar.
Waktu mata pelajaran tidur siang juga tidak lama-lama. Hanya 1 jam dari pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.
"Saya sangat senang dengan adanya program tidur siang ini, karena biasanya saya ngantuk dan capek saat siang. Setelah tidur saya jadi lebih semangat," ujar Kinanti, salah satu siswi SD Muhammadiyah IV Sidoarjo.
"Alhamdulillah setelah beristirahat, konsentrasi para murid naik sehingga mampu menyerap pelajaran hingga sore," Kiki Arya Wijaya Guru SD Muhammadiyah IV Sidoarjo.
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 39 Surabaya juga membuat gebrakan baru dengan menerapkan program tidur siang untuk pertama kalinya pada selasa (21/1/2025) suasana di sekolah itu begitu tenang antara pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.
Kepala SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti menyatakan "ini adalah terobosan baru dari sekolahnya. Belum permanen, program tidur siang baru memasuki proses uji coba pertama, yang dilaksanakan setiap hari Rabu."
Dari uji coba program ini, Rini dan timnya akan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaanya. Sehingga diharapkan bisa mencapai tujuan program yaki agar siswa lebih fokus belajar tanpa mengantuk di kelas.
"Semua siswa kami coba, kelemahannya di mana akan kami perbaiki. Kelebihannya apa? Berhubung kelemahannya, anak-anak itu ada yang bawa tikar. Pikiran saya nggak seperti itu. Memang kecerdasan itu berbeda-beda, kemampuan juga berbeda-beda," kata Rini Aswinarti