Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Destianto Hidayat
Dwi Wahyu Destianto Hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer | SEO | Article | Poet

Hi! Saya Dayat, biasa menggunakan akun di dunia maya dengan nama Desta Destian. Saat ini saya aktif sebagai Content Writer dengan menuliskan topik shio, edukasi, biografi dan khazanah Islam. Selain menulis artikel saya juga menulis sajak, puisi, dan narasi filsafat yang berkembang melalui ide pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadhan 1444 H Ditutup Oleh Gerhana Matahari Hibrida, Apa itu?

13 April 2023   03:30 Diperbarui: 13 April 2023   05:10 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerhana Matahari Hybrid (pixabay.com/@buddy_nath-2005766)

Kali kita akan membahas informasi lengkap mengenai apa itu hybrid eclipse atau gerhana matahari hibrida dan bagaimana terjadinya pada artikel berikut.

Fenomena astronomi langka akan terjadi pada waktu dekat ini,  yaitu Kamis, 20 April 2023 atau 29 Ramadhan 1444 Hijriah, akan terjadi gerhana matahari hibrida.

Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari annular dan total yang terjadi sekali berturut-turut. Pada puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, gelap di tengah dan terang di tepi, sedangkan di beberapa tempat lain tampak seolah-olah matahari tertutup bulan.

Saat gerhana matahari hibrida ini terjadi pada fase bulan baru dan akan terjadi pada hari yang bebarengan dengan ruqyat bulan dan sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal atau Idul Fitri 1444 H, yaitu tanggal 20 April 2023.

Gerhana matahari hibrida terakhir terjadi di Indonesia pada tahun 1807 dan hanya dapat dilihat dari wilayah bumi yang terbatas. Tempat terbaik untuk melihat gerhana matahari hibrida tahun ini adalah Kabupaten Biak Numfor di Papua dan Pulau Kisar di Maluku.

Namun, sebagai keamanan disarankan untuk tidak melihat matahari secara langsung atau dengan mata telanjang pada fenomena yang terjadi seperti gerhana, disampaikan oleh pengamat astronomi dari Institut Teknologi Bandung, Premana W. Premadi. Ia lebih menyarankan untuk keamanan, penggunaan alat optik seperti teropong atau teleskop yang dilengkapi dengan solar filter khusus (solar filter) dapat digunakan sebagai cara untuk menikmati fenomena tersebut. Hal ini untuk menghindari masalah pada kesehatan mata yang serius, dan bahkan keitka sampai batas tertentu dapat menyebabkan kebutaan, akibat dari radiasi fenomena tersebut.

Gerhana matahari hibrida di penghujung Ramadan 1444 Hijriah/2023 M merupakan peristiwa yang sangat langka dan menarik untuk diamati. Namun, harus dipatuhi bahwa keselamatan dan kesehatan mata adalah yang paling penting.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun