Dampak pandemi covid-19 dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Dari kelas atas hingga menengah ke bawah. Tak main-main Covid-19 telah merubah tatanan kebiasaan dan keuangan dari berbagai kalangan. Keluhan tentang menurunya penghasilan selalu didengar hampir setiap hari. Bukan hanya penghasilan yang menurun bahkan hingga kehilangan pekerjaan pun dirasakan. Berbagai kerugian dirasakan. Penerimaan  keadaan terus diupayakan pihak-pihak yang terkena dampak. Pelaku usaha kecil menengah menjadi salah satu yang merasakan dampaknya. Apalagi pelaku usaha yang baru saja merintis usahanya seperti saya.
      Baru seumur jagung membuka bisnis baru di bidang minuman yang berkerja sama dengan teman-teman. Dan memberanikan diri untuk memperkerjakan karyawan. Pandemi covid-19 kemudian menyerang. Keadaan yang tak mudah bagi pelaku usaha pemula. Pengalaman yang masih sedikit dipaksa menghadapi kondisi yang cukup sulit. Berbagai sudut mengalami perubahan yang cukup drastis. Terutama dalam omset harian. Penurunan omset sangat dirasakan. Omset menurun hingga 50%  bahkan lebih dari omset harian biasanya. Jika biasanya pelaku usaha di Kota menyiasati kondisi ini bekerja sama dengan ojek online, namun beda hal nya jika usaha terletak di desa yang tidak terjangkau ojek online. Delivery order mandiri yang biasa dilakukan pun tidak efektif.
      Berbagai upaya dilakukan, awal merebaknya covid-19 meliburkan usaha selama 2 minggu dirasa sudah cukup. Harapannya kondisi segera membaik namun nyata nya kondisi masih belum stabil. Untuk meneruskan libur juga bukan salah satu pemecahan yang cukup baik. Disisi lain kesejahteraan karyawan harus tetap difikirkan. Mereka juga tetap butuh pekerjaan. Tetapi disisi lain keadaan belum stabil. Dengan pengalaman yang minim dalam dunia perbisnisan, diputuskan untuk membuka kembali usaha dengan berbagai syarat yang harus sama-sama saling dipatuhi. Salah satunya pengurangan jam kerja dan sistem pararel bagi karyawan untuk mengurangi kontak langsung antar karyawan.
      Kesehatan dan keselamatan pelanggan juga harus tetap diutamakan. Tempat cuci tangan dan pengadaan hand sanitizer hingga penataan jarak meja dan kursi. Serta saran-saran tentang pencegahan covid-19 yang digaungkan di media sosial yang kami miliki. Mencoba menyampaikan dengan cara yang ramah namun serius. Sulit tapi terus dicoba.
      Sudah hampir dua bulan covid-19 ini merubahan kebiasaan orang-orang, apalagi pelaku usaha amatir seperti saya. Menurut saya, usaha yang tetap buka di tengah pandemi bukan melulu tentang laba yang di kejar. Lebih dari itu, ini tentang menghidupkan api yang meski kecil namun tak pernah padam . Ya meskipun dengan cap amatir dan berbagai kebijakan yang membuat justru semakin kocar-kacir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H