[PROMOSI KESEHATAN DI TATANAN TEMPAT KERJA FORMAL]
Semarang (04/12), Sekelompok mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES), melakukan promosi kesehatan bertajuk "KULIT BAHAGIA" di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang. Kegiatan ini bertujuan menambah pemahaman para pekerja TPA mengenai penyakit dermatitis kontak iritan serta pentingnya penerapan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan kerja.
Dermatitis kontak iritan masih menjadi perhatian serius di kalangan pekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat-zat kimia atau bahan-bahan tertentu yang dapat mengiritasi kulit secara langsung. Dermatitis kontak secara umum merupakan penyakit spesifik lingkungan, khususnya di lingkungan kerja seperti TPA yang sangat rentan untuk terpapar. Salah satu bentuk pencegahan dari penyakit ini adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
Â
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan meliputi penyuluhan individu dan demonstrasi untuk petugas pemungut sampah serta diskusi kelompok kecil untuk pimpinan dan staf TPA Jatibarang. Penyuluhan individu dan demonstrasi diaplikasikan pada petugas pemungut sampah. Setiap mahasiswa melakukan penyuluhan dengan salah satu petugas pemungut sampah dan memberikan selebaran mengenai penyakit dermatitis kontak iritan dan APD. Selain itu, dilakukan juga demonstrasi dengan mempraktekkan cara penggunaan APD yaitu masker dan sarung tangan yang baik dan benar serta juga menjelaskan fungsi dan kegunaan dari masing-masing APD tersebut. Bukan hanya melakukan penyuluhan, kegiatan ini juga dibarengi dengan pemberian konsumsi dan handscoon serta masker kepada pekerja sebagai upaya pencegahan penyakit dermatitis kontak iritan.
Rangkaian terakhir dari kegiatan ini adalah diskusi kelompok kecil dengan staf dan pimpinan TPA Jatibarang. Diskusi ini dilakukan dengan berbagi informasi tentang penyakit dermatitis kontak iritan dan penggunaan APD. Selain itu, maksud dari diskusi ini yaitu mengharap dukungan dari pimpinan TPA untuk ketersediaannya dalam penyediaan APD bagi pekerja dan mempertegas kebijakan penggunaan APD ketika bekerja. Kegiatan penyuluhan ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada pihak TPA Jatibarang dan juga sesi foto bersama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pekerja di lapangan, diperoleh fakta bahwa para pekerja masih kurang informasi dan pemahaman tentang penyakit dermatitis kontak iritan. Selain itu, kurangnya ketersediaan APD dapat meningkatkan risiko paparan terhadap zat-zat yang dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan. Pekerja mengaku kurang mampu jika harus membeli APD secara mandiri untuk setiap harinya. Beberapa pekerja juga mengatakan bahwa menggunakan APD ketika bekerja malah menjadi ribet dan membuatnya tidak nyaman. Oleh karena itu, program ini tidak hanya untuk memberikan pemahaman, tetapi juga untuk mendorong komitmen dan dukungan dari Kepala TPA dalam menyediakan APD dan mempertegas kebijakan penggunaan APD ketika bekerja agar semua pekerja tertib menggunakan APD.
Kami, mahasiswa Kesmas UNNES, berkomitmen untuk terus mendukung upaya perlindungan kesehatan para pekerja di tempat kerja, menjadikan keselamatan dan kesehatan sebagai prioritas utama. Melalui keterlibatan aktif mahasiswa Kesmas UNNES, diharapkan pemahaman dan kesadaran akan kesehatan kulit serta perlindungan di lingkungan kerja semakin meningkat dan membantu para pekerja meminimalisir risiko dermatitis kontak iritan.
Untuk Informasi Lebih Lanjut:
https://instagram.com/promkes.kulitbahagia
Mari Bersama-sama Melindungi Kesehatan Kulit Kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H