Mohon tunggu...
Dessy Wardhani
Dessy Wardhani Mohon Tunggu... -

Happy mother of 4 wonderful kids\r\n - Life-learner\r\n- Dreaming to travel around the world

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan.. I've Already Missed You

27 Agustus 2012   07:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:16 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan yang baru saja lewat, meninggalkan satu tugas besar buat saya...menjadi ikhlas. Ikhlas untuk menjalankan tugas sebagai hamba Allah dengan penuh cinta dan kesabaran. Bulan Ramadhan yang luar biasa indah, mengingatkan saya, Allah memberikan begitu banyak kesempatan untuk hamba-hambaNya untuk menjadi lebih baik lewat semua ujianNya...ujian lapar, ujian haus, ujian kesulitan, bahkan ujian kekayaan dan kemudahan...Kita - hampir dipastikan - tidak akan pernah luput dari ujian hidup. Karena itulah sesungguhnya hakikat hidup. Miskin kaya, muda tua, semua akan mengalaminya. Karena inilah cara Allah untuk mengingatkan, untuk apa sesungguhnya kita hidup. Hakikat bahwa hidup hanya milik Allah semata. Manusia hanya diperkenankan untuk menjalani hidup sebagai pengabdian kepadaNya semata. Ujian yang Allah berikan, memang seringkali terasa sangat berat. Sangat berat, sampai kita lupa bersyukur. Bersyukur masih terbangun di pagi hari, masih bernafas, masih diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Terlalu sering kita menganggap hidup ini 'milik kita'.  Hasrat diri yang kuat untuk mengendalikan, membuat kita mudah merasa kecewa saat gagal dan tidak mampu mencapai apa yang diinginkan, atau bahkan tidak lagi memiliki batasan untuk mencapai keinginan. Hasrat diri yang kuat untuk diakui, membuat kita sedih saat hasil karya atau usaha kita tidak dihargai, sulit menerima kritikan dan haus pada segala sanjungan dan pujian. Dan yang terakhir, hasrat diri untuk merasa 'aman', membuat kita kebablasan membentuk zona aman, tanpa memperhatikan kenyamanan orang  lain. Wanting to control; wanting to be approved and wanting to secure.

Lawan dari ketiga hasrat di atas adalah ikhlas.. Suatu titik dimana kita melakukan apapun hanya untuk Zat Yang Maha Menguasai hidup kita.. Tidak untuk diri kita atau siapapun yang ada di dunia fana ini.  Ramadhan mengajarkan saya, selama kita masih didominasi ketiga hasrat tadi, ikhlas hanya akan menjadi sekedar kata tanpa arti... Belum sepenuhnya mengakui otoritas Allah SWT sebagai penguasa hidup kita.

Pasca Ramadhan, saya mencoba merefleksikan diri terhadap keikhlasan. Saya belajar mengendalikan ketiga hasrat tadi, dengan menanamkan dalam kalbu saya, hanya Allah SWT yang Maha Pengendali, maha Pengatur atas segala sesuatu. Pada saat situasi begitu sulit, dan saya merasa tidak mampu lagi untuk mengatasinya, seharusnyalah saya kembalikan kepadaNya. Dan menyadari sepenuhnya, betapa terbatasnya kemampuan saya sebagai manusia. Pada saat saya merasa benar, tapi situasi justru menempatkan saya tidak sepantasnya, saya harus mengakui tanpa kuasa Allah, apalah yang bisa saya lakukan. Semua terjadi karena kehendakNya. Dan jika cinta terasa begitu jauh, rasa aman begitu sulit dicari...siapakah sebaik-baiknya pelindung dan pemberi cinta yang tak pernah putus? Allah....hanya Allah SWT. Yang berlari mendekati kita, saat kita berjalan mendekatiNya...

Ramadhan mengajarkan bahwa Allah begitu dekat...Saat ujian menerpa, tersenyumlah, berwudhulah, tafakur-lah, bermunajatlah...pada sumber dari segala cinta.. Allah SWT..

Ramadhan baru saja lewat, tapi saya sudah merindukannya kembali....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun