Perihal kasus kekerasan seksual dan pembulliyan yang telah terjadi dalam ranah pendidikan di negara kita, tak sedikit dari para wali murid dan masyarakat yang meresahkan kejadian tersebut,dan  tak sedikit dari beberapa kalangan berfikir bahwa apa yang akan didapatkan oleh indonesia di masa depan dan apa yang terjadi pada Indonesia kita di masa depan itu amat sangat bergantung pada anak-anak kita di masa sekarang.
Lantas bagaimana indonesia mampu berintegrasi dan bermartabat baik jika tak sedikit dari calon penerus menelan beberapa puluh kasus buruk yang bersangkutan dengan kekerasan dalam dunia pendidikan? Banyak masyarakat awam mempermasalahkan siapa faktor utama pembuat masalah pada setiap problematika yang di alami oleh peserta didik di  setiap kasus kekerasan.
Adapun pengaruh yang mengambil andil besar dalam pembentukan potensi bullying pada diri anak adalah kurangnya penerapan pendidikan karakter dari keluarga dan lingkungan yang dilaluinya.
Dapat pula kita amati dari beberapa pelaku bullying biasanya melihat dan mengimitasi apa saja yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup dalam rumah, seperti sosok orang tua yang mempunyai watak suka membentak, memerintah, memaki, dan suka membanding bandingkan.
Anak yang hidup dalam kondisi seperti itu akan memperbesar potensi pada diri  untuk memiliki watak seperti itu pula dan tidak menutup kemungkinan anak akan mengaplikasikanya diluar rumah.
Begitu juga dengan kurangnya pengawasan orangtua terhadap anaknya mengenai media sosial dan film film di televisi , seperti  yang telah kita ketahui bahwa media perfilman telah banyak menanyangkan adegan kekerasan meski pemeranya adalah orang dewasa tapi tetap saja tanpa arahan orang tua remaja dan anak kecil tetap dapat melihatnya.
Oleh sebab itu dampingan dari orang tua dan petunjuk dari orang tua mengenai pesan moral yang terkandung dalam televisi atau media apapun itu sangatlah dibutuhkan.
Pendidikan karakter disekolahan juga mengambil  andil besar dalam perkembangan karakter dan watak peserta didik. Apa yang murid dapatkan disekolahan, apa yang telah mereka dengar dan apa yang mereka rasakan adalah bentuk dari pendidikan di sekolahan. Sebagai guru atau pengajar memberi contoh yang baik kemudian menegakkan kedisiplinan di sekolahan menjadi kewajiban yang patut dilaksanakan guna mendidik karakter  para murid.
Karakteristik yang dimiliki oleh guru sangat berpengaruh pada karakter yang akan terbentuk oleh murid di dalam lingkup sekolahan.  Kasus bulying yang terjadi di sekolahan adalah salah satu dari sebab kurangnya perhatian dari pihak sekolahan, kurangnya kedisiplinan yang lebih ditekankan pada setiap individu, serta kurangnya pengawasan pihak sekolahan terhadap perkembangan psikologis anak dan hubungan anak  terhadap keluarganya.Â
Oleh karena itu peningkatan karakteristik setiap guru dan murid dapat dioptimalkan melalui penekanan serta pengedepanan pendidikan karakter di sekolahan. Penerapan nilai nilai kebaikan tidak hanya di terapkan pada kalangan murid saja  tapi juga direalisasikan oleh para tenaga pendidik, karena sosok pendidik adalah pacuan dan contoh serta sebagai tolak ukur bagaimana siswa mampu berakhlak baik, berfikiran matang, dan memiliki karakter yang kuat.
Banyak kita temukan kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap murid ketika menerapkan hukuman atas apa yang telah dilanggar oleh muridnya, atau bahkan hanya karena emosi yang tidak masuk akal terhadap murid dapat membuat guru memukul bahkan tak segan untuk menganiaya murid, tanpa di sadari hal seperti itu juga dapat meningkatkan kasus pembulliyan yang dilakukan oleh murid terhadap murid yang lain, tidak salah bahwa penyebab utamnya adalah  dari apa yang dilihat oleh murid prihal kejadian itu sendiri.