Perayaan Hari Guru Nasional sudah lewat beberapa hari, namun euforianya masih terasa sampai sekarang, baik dari guru dan murid. Perayaan Hari Guru Nasional identik dengan kebahagiaan guru karena pada saat itu, semesta terkesan menyanjung dan mengagungkan guru. Mulai dari ucapan selamat hari guru secara lisan, lewat kartu bahkan kado atau bingkisan yang di berikan oleh siswa, teman dan keluarga. ada juga perayaan - perayaan yang dibuat di sekolah dan instansi terkait. Pokoknya guru sangat bahagia di hari guru.Â
Ada yang menyeletuk, enak ya jadi guru, tiap tahun dirayakan, diberi coklat dan lain sebagainya. Namun apakah hanya itu kebahagian seorang guru, atau seorang guru tidak susah? Pertanyaan itu menjadi reflesi saya di hari guru.Â
Menjadi guru sebenarnya bukan keinginan atau cita-cita yang diiidam - idamkan, saya menjadi guru awalnya karena coba - coba, ada teman sesama alumni yang bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar swasta, padahal kami berdua bukanlah seorang lulusan dari FKIP. Teman saya bercerita bahwa mengajar di SD sangat menyenangkan walaupun gajinya tidak besar. akhirnya saya melamar dan ditraining selama 2 minggu, ternyata mengajar anak - anak itu memang sangat menyenangkan, karena anak - anak sangat polos dan mudah memaafkan. Dari anak- anak banyak pelajaran yang bisa saya peroleh selama saya mengajar: yaitu kesabaran, cepat meaafkan, kasih sayang, perhatian dan ketulusan mereka. 17 tahun saya sudah mengajar, belum terlalu lama. semoga masih panjang waktu dan kesempatan yang ada untuk saya tetap berkarya. Selamat Hari Guru, semoga kita para guru bisa menjadi berkat dan lewat didikan kita banyak generasi muda yang sukses dan berakakhlak mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H