Judul buku: My Directing Diary
Jenis buku: Non fiksi
Pengarang: Theresia Romula
Penerbit: Galuh Patria
Halaman: 184
Tahun Terbit: 2024
Perempuan, kreatif, dan directing. Bagi saya, ketiga hal tersebut yang menjadi highlight dari "My Directing Diary" karya Theresia Romula ini. Saya mengenalnya sebagai Tesa, hampir dua puluh tahun lalu kala bekerja sebagai kru produksi di sebuah stasiun televisi.
Buku ini menggarisbawahi beberapa hal tersebut. Sosok perempuan kreatif yang kemudian men-direct program televisi. Saat ini mungkin baru Tesa lah yang merintis karir director-nya dari jenjang tim kreatif. Sepengetahuan saya, director di stasiun televisi umumnya lebih berlatar belakang 'teknis' daripada 'non teknis' yang menjadi pekerjaan sehari-hari seorang kreatif. Selain itu, sosok perempuan di dunia director ini setahu saya memang masih sedikit sekali.
Tapi Tesa bisa membuktikan bahwa ia --seorang perempuan dan mantan kru kreatif- mampu mencapai jabatan director. Latar belakangnya sebagai tim kreatif tersebut bagi saya justru menunjukkan kelasnya sebagai seorang director yang berbeda; director yang tidak hanya mengandalkan pengetahuan teknis, skill (keterampilan/kejelian mengambil sudut gambar yang baik), atau taste ('selera' yang menjadi gaya atau ciri khas) saja, tapi director dengan keinginan riset yang tinggi, serta memiliki pendekatan yang lebih feminin. Harus diakui bahwa dua hal ini yang kemudian menjadi nilai plus yang membedakannya dengan seorang director biasa.
Sesuai dengan judulnya, buku ini memang sebuah diary; sebuah buku harian yang berisi "corat-coret" yang melukiskan pengalaman, perasaan, kesan, dan segala hal terkait kegiatan directing Tesa di sebuah stasiun televisi. Tak heran, banyak istilah-istilah broadcasting tersebar hampir di setiap babnya. Meskipun demikian pembaca tidak perlu khawatir, karena Tesa menjelaskannya dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Secara keseluruhan, penuturuannya justru lebih mengarah ke curhat; sesuatu yang selayaknya ditulis dalam diary.