Sebelumnya, mari kita berterima kasih pada band Jamrud, terutama Aziz sang gitaris, yang telah menciptakan lagu "Selamat Ulang Tahun". Berkat mereka, kita sebagai tamu pesta-pesta ulang tahun bisa move on menyanyikan 'panjang umurnya serta mulia'. Lha ini lagu sudah eksis dari sebelum kita lahir, lho. Memangnya kalian nggak bosen apa, nggak pengin berontak gitu, nggak pengin protes, demo di patung kuda menuntut penggantian lagu ini setiap kali perayaan ulang tahun?
Akhirnya, di 2002 Jamrud merilis album "Sydney 090102", yang di dalamnya termaktub lagu "Selamat Ulang Tahun" ini. Saat itu album ini pun sukses terjual sampai 1,4 juta, dan menelurkan beberapa hits seperti "Waktuku Mandi", "Naksir Abis", "Kau dan Ibumu", "Telat 3 Bulan", dan tentu saja, "Selamat Ulang Tahun".
Lagu "Selamat Ulang Tahun" pun menjadi fenomena sampai saat ini. Jamrud, grup musik beraliran musik rock yang lirik-liriknya juga dikenal "nakal", ternyata bisa "menyatukan" rakyat Indonesia berbagai usia untuk menyanyikan lagu ini. Kenapa lagu ini berhasil menjadi lagu wajib yang bisa menembus semua kalangan? Berikut analisa saya.
Band Jamrud memang identik dengan musik rock. Namun musik di lagu ini tidak didominasi oleh dentuman double pedal, beat-beat cepat, ataupun raungan distorsi melengking-lengking. Lagu ini dibuka dengan nada-nada terompet sederhana, yang justru sukses menjadikannya intro lagu yang catchy. Kalau sudah mendengar intro 'tetet-totetet-totetet' itu, kalian pasti auto nyanyi, "Hareee eeeneee..." Iya kan?
Walaupun "judulnya" band rock, namun Jamrud memang menggunakan instrumen ini di beberapa lagunya, seperti "Surti Tejo", "Waktuku Mandi", "Naksir Abis", atau "Otak Kotor". Seperti halnya lagu "Selamat Ulang Tahun", bagi saya Jamrud cukup berhasil memperkaya lagu-lagunya dengan suara terompet, tanpa kehilangan "nafas" rock-nya. Padahal, terompet bisa dibilang instrumen yang tidak lazim berada di lingkungan musik rock.
Wajar saja jika kemudian lagu "Selamat Ulang Tahun" mereka bisa dinikmati oleh penggemar musik berbagai genre. Musik bertempo sedang di lagu ini memang simpel saja; mudah dicerna. Cocok dengan suasana perayaan ulang tahun yang cenderung ceria, bahagia, penuh suka cita.
Selain band Jamrud, sebenarnya beberapa band dan penyanyi Indonesia juga menciptakan lagu-lagu bertema ulang tahun. Ada Kahitna dengan "Selamat Ulang Tahun Cinta", penyanyi Dewi Lestari, dan band-band seperti Vagetoz, Gigi, sampai Dewa yang juga punya lagu berjudul "Selamat Ulang Tahun". Belum lagi Vidi Aldiano, Pee Wee Gaskins, serta Endank Soekamti dengan "Heavy Birthday"-nya. Banyak sebenarnya pilihan lagu ulang tahun selain milik Jamrud ini.
Tapi setelah lebih 20 tahun, menurut saya belum satupun dari lagu-lagu bertema ulang tahun tersebut yang bisa menggantikan lagu milik Jamrud ini sebagai anthem per-ulangtahun-an. Beberapa lagu tersebut bahkan memiliki tempo yang cenderung lambat. Mungkin lebih cocok sebagai backsound ulang tahun yang bernuansa romatis, namun tidak untuk sing-along ramai-ramai sambil jogetan.
Lagu-lagu Pee Wee Gaskins dan Endank Soekamti pun sebenarnya juga bernuansa rock seperti halnya Jamrud, dengan tempo yang cenderung lebih cepat. Namun menurut saya, warna musik di lagu "Selamat Ulang Tahun" yang mereka ciptakan itu terdengar lebih segmented dibandingkan Jamrud.
Tanpa menghilangkan ciri khasnya, Jamrud sukses mengkombinasikan musik yang mudah dinikmati dengan lirik sederhana, seakan mewakili kaum remaja yang sedang jatuh cinta.
Perhatikan saja penggalan liriknya berikut:
Yang kuberi bukan jam dan cincin.Â
Bukan seikat bunga, atau puisi, juga kalung hati.Â
Maaf bukannya pelit, atau nggak mau bermodal dikit.Â
Yang ingin aku beri padamu, doa setulus hati       Â
Â
Untaian kalimat dalam lirik tersebut sepertinya ditujukan oleh seseorang untuk kekasih hatinya. Bunga, puisi, atau kalung hati, adalah kado yang umumnya diberikan ke pacar kan, bukan ke ibu, adik, atau teman beda bangku di sekolah. Lirik lagu ini juga menggambarkan remaja yang merasa doa setulus hati itu lebih berarti daripada kado yang harus dibeli (sebenarnya saya sempat merasa kalau itu akal-akalan ia saja karena mbanking-nya tinggal minimal saldo. Hmmm...).
Walaupun dengan lirik yang spesifik cinta-cintaan ala remaja, namun lagu ini terbukti mampu menembus semua kalangan. Saya ikut jogetan lagu ini tidak hanya di ulang tahun para remaja abege, tapi juga ulang tahun perusahaan, surprise party bos di kantor, sampai ulang tahun orang-orang tua.
Padahal kan ya, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, liriknya spesifiknya untuk pacar. Sebenarnya nggak relate banget dengan orang-orang seusia papah-mamah, atau 'benda tak bernyawa' seperti perusahaan. Tapi tetap saja lagu ini auto "diundang" ke acara ultah apapun dan siapapun. Â 'Gak ada loe gak rame', mungkin slogan rokok itu akhirnya ikut ke-lakban di lagu ini.
Selain musiknya yang asyik, lirik lagu ini juga mudah diingat. Liriknya hanya terdiri dari 59 kata-kata yang dirangkai sederhana. Setelah interlude, kembali mengulangi saja beberapa bagian liriknya. Sama seperti lagu "Happy Birthday To You" zaman SD dulu itu yang cuma terdiri dari empat kata yang sama, "happy", "birthday", "to" dan "you". Itu saja yang diulang-ulang. Sambil merem juga bisa langsung hafal.
Musik yang asyik, lirik yang singkat dan sederhana, serta intro yang ikonik, menurut saya menjadi kunci yang membuat lagu ini sukses sebagai lagu ulang tahun sejuta umat, sampai lebih dua dekade ini. Kalian yang tergolong generasi Z, saya rasa tidak perlu menjadi Jamers (sebutan untuk penggemar Jamrud) untuk mengenal lagu ini. Tunggu saja "kehadirannya" di pesta-pesta ulang tahun.
Sebagai penutup, saya mau kasih selamat buat lagu ini. Sampai tulisan ini dibuat, video klipnya di saluran Youtube Logiss Records telah ditonton sebanyak 108 ribu kali. Selamat menikmati kejayaan menjadi lagu ulang tahun abadi sepanjang masa.
Tetet totetet totetet. Hareee eeeneee...
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H