Mohon tunggu...
Dessy Kushardiyanti
Dessy Kushardiyanti Mohon Tunggu... Dosen - No Limit, No Regret, No Excuse

Dosen Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Syekh Nurjati - Master of Arts, Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antisipasi Fear of Missing Out (FoMo) di Era Serba Virtual Untuk Kalangan Milenial

19 Mei 2021   15:13 Diperbarui: 19 Mei 2021   15:50 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

3. Cenderung khawatir kalau tidak memeriksa media sosial

4. Anda akan cenderung melihat perkembangan posting-an Anda yang baru di-post

5. Overthinking terhadap posting-an

6. Tidak ada hari tanpa aktivitas scrolling sosial media

Beberapa bulan lalu telah hype aktivitas komunikasi secara berkelompok dalam jejaring virtual yaitu Clubhouse. Aplikasi garapan Tesla Elon Musk ini memancing banyak milenial untuk mencoba dan saling terhubung dengan turut serta minimal sebagai peserta dalam bahasan berbagai tema sesuai segmentasi yang disukai.

Awalnya aplikasi tersebut hanya dapat digunakan di iOS, hal ini juga dapat menjadi pemancing para pengguna Android untuk berpindah ke iOS demi mengikuti trend clubhouse yang banyak diperbincangkan di media sosial.

Tak jarang beberapa bulan lalu kita melihat bersliweran konten screen shoot-an undangan untuk bergabung di aplikasi clubhouse oleh beberapa teman kita. Mungkin jika kita jarang menggunakan media sosial, kita hanya akan tau fenomena clubhouse ini hanya dari media massa yang turut mempopulerkan. Latahnya milenial di serba apa-apa media sosial ini lah yang kadang memicu sensitivitas FoMo.

Dimana seharusnya kita yang memanfaatkan Internet, malah kita sebagai pengguna yang kemudian seolah-oleh menjadi ‘produk’ dalam media sosial yang dimanfaatkan demi kepentingan engagement.

Kemudian jika kita flashback pada tahun 2018-an, kita sempat dihebohkan juga dengan kehadiaran Scretoo, masih ingat seberapa terbukanya kita terhadap justifikasi orang lain tentang diri kita di akun Scretoo? Sedikit Nostalgia, dengan adanya fenomena Scretoo ini juga menjadi turning point kecanduan media sosial dalam ranah privacy concern. 

Di jaman itu bahkan kita memberikan kebebasan orang lain untuk menilai seperti apa diri kita, tentu ini akan memancing siapa saja untuk membuka ‘aib’ melalui Screto, dan meambah kecanduan penggunanya untuk terus periksa tiap tanggapan yang masuk. Tak jarang juga pengguna merasa insecure dan takut dengan segala tanggapan yang masuk tanpa mengetahui siapa pengirimya.

Itulah pentingnya kita untuk mengatur preferensi kita dalam menggunakan media sosial. Kedepannya mungkin akan bermunculan kembali fenomena-fonomena yang akan hype di tengah pengguna media sosial dengan memanfaatkan FoMo sebagai kondisi global yang mayoritas dialami milenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun