Pernahkah Anda bertanya-tanya apa tujuan hidup Anda saat ini? Apakah Anda pernah merasa cemas mengenai apa yang akan terjadi di masa depan? Jika iya, Anda tidak sendirian. Bisa jadi, Anda sedang menghadapi fase quarter life crisis.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis atau fenomena twenty something merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Alexander Robbins dan Wilner dalam buku yang berjudul "Quarterlife Crisis: The Unique Challanges of Life in Your Twenties".
Menurut Robbins dan Wilner, quarter life crisis adalah situasi yang sering terjadi pada usia 20 hingga 29 tahun akibat ketidaksiapan dalam menghadapi peralihan dari remaja menuju dewasa, sehingga menimbulkan perasaan cemas akan masa depan.
Fenomena krisis emosional ini merupakan hal yang umum terjadi di usia 20-an. Hal ini meliputi perasaan takut untuk menghadapi masa depan, baik dalam karir, pendidikan, hubungan, hingga kehidupan sosial seseorang.
Quarter life crisis dapat disebabkan oleh banyak hal, baik karena melihat pencapaian orang lain, masalah finansial, hingga perubahan besar yang terjadi dalam hidup.
Berdasarkan survei LinkedIn Corporate Communications pada tahun 2017, sekitar 75% dari 6.014 partisipan berusia 25-33 tahun di beberapa negara seperti Amerika, Inggris, India, dan Australia, pernah mengalami quarter life crisis.
Tanda bahwa Anda Mengalami Quarter Life Crisis
Menurut Robbins dan Wilner, terdapat tujuh aspek yang dialami seseorang ketika menghadapi fase quarter life crisis seperti:
1. Mengalami kebimbangan dalam menghadapi keputusan
2. Merasa putus asa
3. Memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri