Mohon tunggu...
Amir Harjo
Amir Harjo Mohon Tunggu... Lainnya - Bekerja sebagai analis data di salah satu consumer goods

Saya Amir Harjo. Saya suka membaca dan sekarang sedang mengasah kemampuan menulis. Saya banyak menulis di Medium. Kadang-kadang, saya beruntung karena tulisan saya dimuat di media-media terkenal seperti Detik atau Mojok.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Technical Skill Bisa Dibeli tapi Soft Skill Butuh Pengalaman

23 September 2024   09:00 Diperbarui: 23 September 2024   09:32 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://rri.co.id/

Sumber: Hidden Potential oleh Adam Grant
Sumber: Hidden Potential oleh Adam Grant

Memang, mengukur kesuksesan dengan banyaknya penghasilan adalah sesuatu yang debatable. Tapi mengukur dengan variable lain mungkin agak sulit. Jadi, pendekatan penghasilan untuk mengukur kesuksesan bisa diterima.

Lantas, bagaimana dengan dunia kerja saat ini? Jelas dunia kerja sangat membutuhkan soft skill. Bekerja sama, berkomunikasi dan pantang menyerah adalah salah satu hal yang penting yang sangat dibutuhkan organisasi bisnis agar bisa bersaing dengan organisasi lain.

Bagaimana dengan orang-orang yang sudah terlanjur dewasa atau siswa-siswa yang sudah kadung masuk pendidikan menengah akan tetapi tidak memiliki guru TK yang berpengalaman yang bisa mengajari mental pantang menyerah, bergaul ataupun menjadi orang prokatif?

Teknikal skill penting untuk mengerjakan hal mendasar, akan tetapi setelah satu atau dua tahun, hampir setiap orang akan memiliki skill yang sama. Bahkan, saat ini, teknikal skill sangat mudah untuk dipelajari dengan menjamurnya online learning dan sertifikasi untuk kemampuan teknikal skill.

Sayangnya soft skill tidak bisa dipelajari secara online. Teorinya dengan mudah dipelajari lewat buku atau situs pembelajaran online. Akan tetapi, softskill itu membutuhkan pengelolaan emosi yang  butuh pengalaman dan jam terbang yang cukup lama. Kalau masih menjadi siswa atau mahasiswa, bergabung dengan organisasi dengan pembina yang tepat bisa menjadi salah satu hal yang bisa dikerjakan. Organisasi mahasiswa akan mengajari kerja sama, berdiskusi, menahan emosi, publik speaking dan lain-lain.

Untuk orang yang sudah bekerja, jangan hanya fokus dengan teknikal skill. Teknikal skill sekarang dengan cukup mudah dipelajari, akan tetapi mempertajam soft skill butuh pengalaman. Dealing with so many people is tiring. Butuh resiliensi, semangat pantang menyerah dan berkonflik dengan sehat. Jika sekarang di perusahaan tempat bekerja memberi kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan softskill, gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Karena pada akhirnya, hasil kerja kita sangat tergantung dari orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun