Bandung(18/07/2021)- Pandemi COVID-19 di Indonesia terus menjadi pembicaraan, penyebaran virus tersebut semakin meningkat yang sangat signifikan. Hal ini, mengubah kebiasaan segala kehidupan manusia salah satunya dalam bidang Pendidikan yaitu mengubah kebiasaan Pembelajaran Tatap muka di sekolah.
Di Indonesia sendiri, kebijakan belajar dari rumah dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada Maret 2020. Hal ini merujuk pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan. Bersama dengan Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan seluruh kepala daerah untuk memastikan kebijakan pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 terlaksana dengan baik di daerah
"Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19," jelas Mendikbud dalam rapat koordinasi (rakor) bersama Kepala Daerah seluruh Indonesia tentang Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, secara daring, Rabu (2/9/2020).
Dengan adanya kebijakan tersebut, menimbulkan pro dan kontra, pasalnya ada orang tua yang sangat mendukung karena bisa lebih intens untuk mendampingi namun ada juga yang memang tidak setuju dikarenakan waktu orang tua dirumah tidak banyak untuk mendampingi, masalah kuota internet dll. Dalam pembelajaran daring juga para siswa mengalami perubahan drastis, yaitu seperti Hilangnya waktu bermain dan belajar bersama dengan teman di sekolah, terbatasnya kesempatan untuk berkunjung ke area bermain, ataupun dampak lainnya yaitu pengalaman menyaksikan secara langsung dampak Covid-19 terhadap orang tua atau anggota keluarga mereka (dampak fisik, ekonomi, dan psikologi)
Adanya kendala-kendala yang terjadi sehingga mempengaruhi kesehatan mental siswa selama pembelajaran daring seperti halnya, kurangnya dukungan orang tua dalam mensupport anak tersebut seperti  dalam memfasilitasi pembelajaran daring (Handpone, Laptop, internet) atau pendampingan pembelajaran, guru yang hanya bisa memantau secara daring dalam pembelajaran sehingga sulit mengetahui kondisi sebenarnya para siswa , kurangnya beradaptasi bersama teman sekolahnya sehingga hal ini membuat psikologis para siswa sangat berpengaruh(terganggu).
Dengan adanya perubahan yang terjadi ini, peran orang tua dan guru sangat berpengaruh terhadap Kesehatan mental anak/siswa tersebut, hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dan juga guru yaitu :
- Orang tua memfasilitasi kebutuhan anak dalam pembelajaran daring
- Orang tua mendampangi anak selama pembelajaran daring
- Orang tua memberikan apresiasi kepada anak atas segala kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran
- Orang tua menanyakan kendala yang terjadi dan membantu mencari solusi
- Guru selalu bertanya kepada para siswa terhadap kendala yang terjadi baik dalam pembelajaran atau hal lainya sehingga para siswa merasa lebih terbuka dan tidak setress
- Guru memberikan pembelajaran yang membuat siswa merasa senang dan tidak membosankan
- Guru dapat memahami media pembelajaran online, dalam hal ini guru harus memastikan siswa dapat mengikuti dan paham dengan media yang diberikan sehingga siswa tidak setress
Untuk itu Ayah dan Bunda, selama pandemi ini berlangsung manfaatkanlah waktu kalian untuk mendampingi anak dalam pembelajaran untuk menjaga Kesehatan mental anak Ayah dan Bunda, karena Peran Orang tua dan juga Guru sebagai sumber semangat dan prestasi Anak
Penulis : Dessy Alya Fadhilah
DPL : Dra. Katiah, M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H