Pendidikan menurut UU No. 23 tahun 2003 adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sama halnya dengan John Dewey yang mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkesinambungan yang melibatkan keterlibatan aktif dan langsung peserta didik dalam memngembangkan pemahaman mereka tentang dunia, sehingga pendidikan diorientasikan pada pendidikan anak (Siswadi & Putri, 2023). Pendidikan anak paling utama dipengaruhi oleh ibu dan lingkungan keluarga. Keluarga yang berkualitas harus mampu menanamkaan nilai-nilai pendidikan yang positif (Afrilia, 2020).
Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan di Indonesia mengatakan bahwa alam keluarga merupakan alam pendidikan permulaan anak (Besari, 2022). Pendidikan anak dalam keluarga merupakan pendidikan dasar anak untuk menuju tahap berikutnya. Keluarga dianggap sebagai fondasi utama dalam pembentukan pendidikan. Alasannya adalah bahwa segala pengetahuan, kecerdasan, aspek intelektual, dan bahkan minat anak pertama kali dipengaruhi oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, orang tua harus memupuk nilai-nilai esensial yang diperlukan untuk mengembangkan kepribadian anak mereka. Melalui cara ini, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki kemandirian, ketangguhan, dan karakter positif, seperti kemampuan untuk mengontrol emosi, menyesuaikan diri, dan sebagainya (Saputra, 2021). Pendidikan anak bisa didapatkan melalui tayangan televisi.
Salah satu tayangan televisi yang diminati anak-anak adalah film animasi Cipung Abubu yang merupakan salah satu program unggulan di Mentari TV. Cipung merupakan nama panggilan keseharian dari Rayyanza Malik Ahmad, anak kedua dari Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang menjadi karakter utama dalam animasi Cipung Abubu. Balita yang lahir pada tanggal 26 November 2021 itu sudah memiliki film animasi sejak ulang tahun pertamanya. Film animasi ini berisi tentang keseharian Cipung sebagai bayi ajaib yang menyelesaikan misi bersama Aa Rafathar dan bayi ajaib lainnya. Kecerdasan, keberanian, dan sikap kerjasama serta persahabatan ditonjolkan pada setiap petualangannya.
Kecerdasan dalam animasi Cipung Abubu timbul dari rasa keingintahuan alami anak-anak, dengan ini mereka akan belajar mengekplorasi dan menemukan sesuatu yang baru sehingga penting untuk mendukung rasa ingin tahu anak. Selain itu, karakter keberanian dari bayi ajaib ini ditunjukkan dengan cara menghadapi tantangan dan rintangan di setiap petualangannya. Kondisi ini mengajarkan penonton termasuk anak-anak tentang pentingnya keberanian dalam mengatasi kesulitan. Dalam keadaan lain, interaksi masing-masing karakter dapat dijadikan contoh sikap kerjasama dan pentingnya persahabatan serta bagaimana kita bisa memecahkan masalah bersama-sama.
Pendidikan anak yang diterapkan oleh Raffi dan Nagita kepada Cipung dalam animasi Cipung Abubu ini salah satunya adalah berkomunikasi. Walaupun dalam animasi ini ditunjukkan bahwa Raffi dan Nagita sibuk bekerja dan cipung diasuh oleh Sus Rini, namun sesekali mereka tampil sebagai orang tua yang penuh dengan kasih sayang, menyempatkan untuk berkomunikasi sebelum berangkat bekerja, dan membelikan mainan dino kesukaannya yang sering digunakannya beraksi dalam petualangannya. Tidak hanya komunikasi saja yang diterapkan, namun sikap tanggung jawab ditanamkan pada Aa Rafathar untuk selalu rukun dengan adik-adiknya dan kerap sekali Nagita Slavina atau Mama gigi berkata "Aa, jaga ade ya", dengan harapan agar Kakak cipung tersebut menjaga adiknya ketika orang tuanya sedang bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Afrilia, F. R. (2020). Analisis nilai karakter dalam film nusa dan rara karya aditya triantoro. Caruban: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 3(2), 130--136. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33603/.v3i2.3065
Besari, A. (2022). Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak. Jurnal Paradigma, 14(01), 162--176.
Saputra, W. (2021). Pendidikan anak dalam keluarga. Tarbawy: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 1--6.
Siswadi, G. A., & Putri, K. (2023). Telaah filosofis pendidikan progressivisme John Dewey dan relevansinya dalam pembentukan karakter pada anak usia dini. Widya Kumara: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 11--20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H