Mohon tunggu...
Desri Yanti
Desri Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Membaca dan menulis merupakan salah satu hal yang penting dan tak dapat dipisahkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Turun Mandi bagi Masyarakat Minangkabau dan Maknanya

16 Juni 2022   19:18 Diperbarui: 16 Juni 2022   19:22 5048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potong rambut saat Aqiqah

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman suku, etnis, ras, maupun budaya yang khas di tiap daerahnya. Budaya merupakan suatu cara hidup oleh sekelompok orang yang kemudian mengalami perkembangan, sehingga diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke selanjutnya. Apalagi, saat ini dunia sudah memasuki ke era society 5.0, yang mana pelestarian terhadap budaya daerah terus mengalami perpudaran; khususnya di kalangan anak muda (millenial). Maka dari itu, generasi muda saat ini dituntut untuk menjadi generasi yang unggul dan mampu berdaya saing guna mengambil peran dalam masa Indonesia emas tahun 2045 yang bertepatan dengan ulang tahun Indonesia yang ke seratus tahun. Oleh karena itulah, generasi muda harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karenanya, hal itu menjadi suatu hal yang benar-benar diperlukan agar kelak mampu bersaing. Selain itu, generasi emas tidak bisa untuk melupakan nilai-nilai budaya yang sudah ada begitu saja. Dengan demikian, generasi muda diharuskan memiliki wawasan yang cukup mengenai budaya Indonesia agar tetap bisa mempertahankan karakteristik negara Indonesia dengan keanekaragaman budayanya. Di tiap daerah di Indonesia, masing-masing darinya memiliki budaya yang unik dan menarik, salah satu contohnya adalah budaya "Turun Mandi" di Minangkabau. Budaya turun mandi ini sama halnya dengan tradisi di daerah lainnya, yakni turun mandi sendiri memiliki nilai-nilai yang sarat akan makna kehidupan.

Baik, bagaimana dengan penjelasan sedikit mengenai tradisi turun mandi tersebut, apakah kalian tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut? Jika iya, yuk mari kita simak penjelasannya di bawah ini. Check this out!

Masyarakat Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang dianggap memiliki kepercayaan ajaran Islam yang begitu kuat. Masyarakat Minangkabau (Orang Minang) merupakan orang-orang Melayu yang menempati kawasan di Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Utara Aceh, hingga Malaysia. Begitu juga dengan tradisi upacara turun mandi yang ada di Minangkabau. Upacara Turun Mandi yang ada di Minangkabau merupakan adat warisan dari leluhur nenek moyang yang dilakukan dari generasi ke generasi. Upacara turun mandi ini merupakan bentuk perayaan atas lahirnya seorang anak yang sekaligus sebagai bentuk rasa syukur dari pihak keluarga atas nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Di samping dari itu, orang Minang berpendapat bahwa prosesi upacara turun mandi ini sejalan dengan ajaran sunnah Rasulullah, yakni ajaran sunnah Nabi Muhammad SAW.

Tradisi Upacara Turun Mandi ini bukan hanya sekadar tradisi biasa loh yang tanpa adanya makna! Akan tetapi, tradisi ini memiliki beberapa makna yang tersirat di dalamnya, diantaranya:

1. Pertama, bersyukur. Hal yang terpenting yang harus dilakukan manusia ketika mendapatkan kabar, terutama kabar bahagia adalah dengan mengucapkan syukur. Syukur merupakan suatu lambang atau keharusan manusia dalam berterima kasih terutama pada penciptanya, yakni Allah SWT. Karena Dia-lah manusia dapat mengetahui dan memaknai artinya kehidupan di dunia yang hanya sementara ini. Karena jika manusia tersebut bersyukur atas yang telah diberikan-Nya, maka pemberian itu akan makin ditambah oleh-Nya berlipat ganda. Contohnya adalah ketika orang tua menantikan anaknya setelah menika dan ketika setelah menikah mereka mendapatkan sebuah kabar baik, yaitu akan datangnya buah hatinya yang mereka tunggu hingga datanglah buah hati mereka dengan selamat maka mereka akan sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pencipta-Nya yang telah menjadikan mereka sebagai orang tua. Tak lain tak bukan makna dari tradisi ini adalah supaya orang-orang sekitar dapat melihat betapa bahagianya ketika dikaruniai seorang anak, terkhusus untuk keluarga dan orang tua yang melaksanakan tradisi upacara turun mandi ini.

2. Kedua, menjaga kekayaan budaya. Makna atau fungsi dari turun mandi adalah sebagai upaya untuk tetap dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di tengah-tengah masyarakat dari adanya hiruk-pikuk modernisasi. Upacara untuk memandikan bayi di sungai ini pun dapat diubah dengan memandikannya di rumah saja, apabila tetap mengikuti aturan dan syarat tradisi yang ada maka tradisi itu tidak berhenti dan tetap berjalan.

3. Ketiga, silaturahmi. Tujuan inti dari tradisi ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwasanya terdapat salah satu bayi yang telah lahir dan berada di tengah-tengah mereka. Di samping itu, tradisi dari upacara turun mandi ini juga bermakna untuk mempererat tali silaturahmi yang ada dalam sesama anggota masyarakat. Setelah upacara turun mandi selesai dilakukan, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan doa, makan, serta bercengkerama bersama untuk dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama warga masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun