Masih banyak masyarakat yang masih awam dengan konsep mobilitas sosial. Dijelaskan secara singkat bahwa pergeseran sosial ini adalah perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari satu tingkat status sosial ke tingkat status sosial yang lain. Padahal pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi, kepribadian, keterampilan,Â
dan kemampuan yang diperlukan bagi dirinya dan masyarakat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional). Pendidikan di sini bertujuan untuk memelihara jaminan sosial dan memajukan gerakan sosial, yaitu nilai-nilai sosial dan sosial, perilaku sosial dan lain-lain.Â
Sedangkan kemajuan sosial di sini, sebagai upaya dalam proses pendidikan, berarti memanfaatkan sebaik-baiknya yang kurang baik, yaitu B. Menaikkan taraf hidup yang lebih bermartabat, komunikasi sosial yang lebih efektif.
Bukan hal yang tabu bila banyak orang beranggapan bahwa dengan pendidikan tinggi status sosial mereka di masyarakat tinggi. Ada beberapa mobilitas sosial atau gerakan kelompok ini dalam masyarakat. Tidak aneh lagi bila naik turunnya status dalam berbagai sistem masyarakat didasarkan pada kelas sosial, kedudukan, kekayaan dan banyak lagi.Â
Mobilitas sosial merupakan salah satu indikator untuk menentukan maju atau tidaknya suatu masyarakat, yang cukup untuk dijadikan pedoman bagi pendidikan. Kemajuan dan kemakmuran manusia disebabkan oleh mobilitas pendidikan.
Pendidikan tinggi dikreditkan dengan perluasan mobilitas, karena pendidikan merupakan hal terpenting dalam dunia kerja. Masih diyakini secara luas bahwa tanpa gelar sulit untuk menemukan pekerjaan yang layak dalam tatanan sosial masyarakat. Namun, mendapatkan gelar tidak serta merta meningkatkan status sosial seseorang.Â
Dapat dilihat bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula derajat penguasaan ilmunya, maka dianggap suatu status yang tinggi dalam masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu terbukti banyak orang yang percaya bahwa keterampilan atau kemampuan lebih diutamakan daripada ijazah, yang terkadang tidak sesuai dengan kompetensi nilai akhir ijazah.
Banyak penelitian mengklaim bahwa pendidikan memainkan peran yang berpengaruh dalam mobilitas sosial. Pendidikan juga dipandang sebagai jembatan untuk mencapai kedudukan/status yang lebih baik dalam masyarakat. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula harapan masyarakat terhadap pencapaian tujuan tersebut.Â
Pendidikan dipandang sebagai kesempatan untuk berpindah dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pendidikan dikaitkan dengan peran dalam mobilitas sosial.
Mobilitas sosial ini juga memiliki beberapa dampak negatif dan positif. Contoh kecil dari dampak positif adalah mendorong kemajuan seseorang dari status sosial yang rendah ke status sosial yang lebih tinggi. Sementara itu, contoh kecil dampak negatifnya adalah munculnya persaingan atau rasa ketidakadilan akibat perbedaan status sosial.Â
Mengingat berbagai dampak tersebut di atas, maka perlu dilakukan upaya atau cara untuk mencegah dampak negatif terhadap masyarakat luas atau individu seperti keadaan atau tingkat kedudukan dalam masyarakat. Periklanan. Terima kasih, sampai jumpa di artikel selanjutnya. Salam dari saya Mahasiswi prodi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Jambi. Mendalo, Juni 2022.