Terbangun aku. Mematung. Awasi bayang-bayang di balik jendela. Menduga-duga kau menyergap tubuhku. Menggulungku dengan ribuan rindu.
Ah, rindu rupanya hanya sebatas angan-angan, Sahyul!
Yang tak pernah bisa diraih. Hati menjadi perih. Seperti buih yang dipecahkan sebelum menyentuh kaki langit.
Aku tak hendak cemburui pelangi, Sahyul!
Aku hanya akan melipat keindahannya. Menggunting tiap warnanya. Memasukkannya dalam kantong bajuku. Dan melupakan kamu.
*rangkaian puisi sebelumnya:
Sebelum Malam Kuletakkan di Pangkuanmu Desol
Melumat Neraka di Bibir Sahyul
Desol, Tetaplah di Bumi untuk Mencemburui Pelangi
Rindu hanya Sebatas Angan-angan, Sahyul
Mempertanyakan Cahaya yang Masih Menyala-nyala di Hati Desol