Tak ada pilihan. Aku memang suka. Aku cinta. Cinta sejak pertama kali jumpa. Mungkin terdengar sangat konyol tapi aku hanyalah seorang lelaki biasa yang bisa dikalahkan oleh kemolekan tubuh wanita. Aku tak sabar menunggu malam. Malam pertama. Malam di mana menjadi awal aku dan dia untuk hidup bersama.
Desol, No. 1
Kau pernah jatuh cinta? Sebuah rasa yang mampu membuatmu lebih kurus tanpa harus berdiet atau menyulapmu menjadi lelaki yang seribu kali lebih tampan dari sebelumnya dan bahkan membuatmu menjadi lebih suci dibanding hari kemarin di mana kau adalah seorang penjudi.
Itulah aku.
Aku jatuh cinta.
***
Aku kabur dari rumah! Bukan karena tak cinta rumah, sebab bapak yang selalu bercinta tiap malam. Apa kau pikir bapak bercinta dengan ibuku? Hanya orang gila yang bercinta dengan kenangan. Ibu telah lama meninggalkan aku dan bapak. Aku harap ibu tak marah di surga sana melihat bapak seperti saat ini. Bapak memeluk wanita yang berbeda tiap malam dan aku ingin mengakhiri hidupnya malam itu. Hanya sekadar ingin, lalu kabur.
Aku benci bapak. Tapi tanpa bapak, maka takkan ada aku.
“Mau kemana mas?”
Suaranya begitu merdu, tatapan matanya menggoda dan senyumnya membuatku terhanyut. Rambut hitamnya dibiarkannya terurai. Wanita itu membawa melati dalam keranjang bambu.
“Entahlah.”