Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 2] Kabarkan Kematian

2 Desember 2015   12:21 Diperbarui: 2 Desember 2015   12:21 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pic: cdn1-www.comingsoon.net"][/caption]

Dinding-dinding rumah sakit tertawa. Lahirkan melodi mengerikan diiringi jeritan pilu. Perawat dengan usus terburai ketakutan, dilepasnya kepalanya, dicungkilnya matanya serta dirobeknya kedua daun telinganya. Sementara kawannya, perawat sebatas pinggul, berlari ke kanan lalu ke kiri dengan kedua kakinya.

“Aku tidak lagi melihat. Aku tidak lagi mendengar.”

Perawat tanpa kepala bersorak. Tangannya meraba-raba lantai, mencari jarum suntik.

“Ketemu!”

Perawat tanpa kepala bersorak. Tangannya meraba-raba tubuh Pak Danang, ayahku. Ditancapkannya jarum suntik itu berulang kali pada tubuh ayah. Ayah berteriak. Meronta. Menahan sakit. Darah-darah muncrat dari tubuhnya. Menggenangi lantai.

“Jangan sakiti ayahku!”

Suara datang dari tempat tergelap ruangan ini. Terdengar langkah kaki juga suara benda berderit. Muncul seorang gadis dengan boneka panda terpeluk pada dadanya. Wajahnya tertunduk dengan rambut menyentuh lantai.

“Jangan sakiti ayahku, atau kucincang kalian!”

Gadis itu mendekat. Dipeluknya boneka panda semakin erat. Kembali suara berderit terdengar. Kapak.

“Telah kuperingatkan kalian. Jangan sakiti ayahku!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun