[caption caption="pic: wallpaperxl.com"][/caption]
Di gerbong dua di dekat jendela, aku terduduk. Mataku bergerak mengikuti bangku-bangku ruang tunggu yang tertinggal. Bangku-bangku berdebu yang kesepian. Ah, aku juga kesepian.
Lamunku pecah saat seorang anak perempuan meminta izin untuk duduk di sebelahku. Ya, silakan saja jika memang kursi itu miliknya.
"Kau sendirian?"
Anak itu sibuk memainkan jarinya, seperti menghitung.
"Di mana orang tuamu? Mengapa kau dibiarkan sendirian di dalam kereta?"
Bergeming.
Aku pernah bertemu dengan anak seperti dia. Waktu itu ketika dalam perjalanan ke Surabaya. Diamnya buatku mengumpat yang ternyata dia tak mampu untuk mendengar sejak lahir. Dan saat ini aku bisa memahaminya.
"Kakak, menganggap aku tuli?"
Eh!
Dia mampu dengar apa yang seharusnya tak terdengar.