Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peb, Tunggu Aku di Ujung Bibirmu

5 November 2018   14:18 Diperbarui: 5 November 2018   14:24 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peb, kemarin aku mencarimu, hendak mengajakmu santap malam. Aku memasak semur bola mata para hidung belang, juga menumis lidah mereka. Rasanya gurih, Peb. Segurih bujuk rayu yang layu di bawah kakiku.

Kau tahu? Ketika aku memotong salah satu, dengan matanya yang melotot, laki-laki itu memohon ampun. "Ampun Nyonya, aku tidak lagi merayu gadis-gadismu."

Gadis-gadisku mati di pekarangan. Serupa kuncup-kuncup yang gagal bermekaran. Sekumpulan kumbang laknat menghisap tanpa sisakan detak.

Peb, tunggu aku di ujung bibirmu. Kubawakan bola mata yang paling kurang ajar untuk kau santap dari atas lidahku.

Jangan girang, Peb. Jangan berpikir beradu cumbu denganku. Lidahku adalah belati yang siap mencincang rayu-rayu busuk di balik bibirmu.

O, Peb...jangan melihatku dengan tatap itu atau kau akan kehilangan kedua bola matamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun