Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Perempuan di Balik Jendela

22 Maret 2016   17:05 Diperbarui: 22 Maret 2016   18:19 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lepaskan aku!”

“Sudah kuperingatkan kepadamu, jangan coba-coba untuk menolongku.”

Perempuan itu menyeret tubuhnya memasuki dapur. Wajahnya penuh dengan darah. Kakinya lumpuh sebelah. Senyumnya melukiskan kemenangan. Kemenangan atas perkataannya yang adalah benar adanya.

“Lepaskan aku!”

“Kita berdua akan mati sebentar lagi. Lebih baik aku membiarkanmu begini.”

“Ternyata kau gila!”

“Aku tidak gila. Aku hanya terluka. Luka oleh lelakiku sendiri.”

“Kau bisa melaporkan lelakimu itu pada polisi.”

“Aku terlalu cinta.”

“Cinta yang mematikan.”

“Benar.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun