“Lepaskan aku!”
“Sudah kuperingatkan kepadamu, jangan coba-coba untuk menolongku.”
Perempuan itu menyeret tubuhnya memasuki dapur. Wajahnya penuh dengan darah. Kakinya lumpuh sebelah. Senyumnya melukiskan kemenangan. Kemenangan atas perkataannya yang adalah benar adanya.
“Lepaskan aku!”
“Kita berdua akan mati sebentar lagi. Lebih baik aku membiarkanmu begini.”
“Ternyata kau gila!”
“Aku tidak gila. Aku hanya terluka. Luka oleh lelakiku sendiri.”
“Kau bisa melaporkan lelakimu itu pada polisi.”
“Aku terlalu cinta.”
“Cinta yang mematikan.”
“Benar.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!